UMM-PKU MI Komitmen Cetak Ulama Unggul dan Moderat
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Universitas Muhammadiyah Malang dan Pendidikan Kader Ulama - Masjid Istiqlal (PKU-MI) berkomitmen mencetak ulama unggul dan moderat. Foto:Humas UMM | Foto: DOK Humas UMM
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang dan Pendidikan Kader Ulama - Masjid Istiqlal (PKU-MI) berkomitmen mencetak ulama unggul dan moderat. Hal ini disampaikan dalam Sosialisasi Beasiswa Ulama PKU-MI di UMM pada 10 Januari lalu.
Direktur PKU-MI, Prof Ahmad Thib Raya menilai, sudah saatnya Indonesia kembali melahirkan ulama-ulama milenial masa depan. Hal ini tentu dengan spesifikasi ilmu yang mumpuni.
Ahmad Thib mengatakan, PKU-MI berada di bawah naungan imam besar Masjid Istiqlal. Menariknya, dalam program ini juga ada pendidikan kader ulama perempuan yang menurutnya menjadi yang pertama di Indonesia.
Lebih lanjut dikatakan, visi PKU-MI adalah menjadi lembaga pendidikan bertaraf internasional yang mampu melahirkan ulama. Selain itu, juga mampu menguasai keilmuan Islam klasik dan kontemporer yang siap menjadi rujukan umat islam lokal hingga internasional.
Sementara itu, misinya untuk membentuk kader ulama yang menguasai khazanah islam klasik dari berbagai bidang dan juga membentuk kader yang menguasai bahasa asing. Dengan demikian, siap menjadi rujukan masyarakat luas. "Bukan hanya itu, tapi juga menjadi ulama yang moderat dan berakhlak mulia sehingga menjadi perekat semua golongan," kata dia.
Selama perkuliahan, para mahasiswa akan ditempatkan di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ). Sementara itu, pembinaan keulamaannya langsung di bawah Masjid Istiqlal.
Setiap mahasiswa juga akan mendapatkan kesempatan short course di luar negeri. Menariknya, program ini juga didukung dengan beasiswa penuh dari LPDP.
Pada kesempatan sama, Kepala Divisi Kerja Sama dan Pengembangan Layanan Beasiswa, Agam Bayu Suryanto mengatakan, program beasiswa pendidikan kader ulama ini akan dibiayai penuh. Hal ini dimulai dari penelitian hingga short course di luar negeri, yang memiliki dua pilihan yaitu Timur Tengah dan Amerika.
Mahasiswa bisa melakukan magang di Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama. Adapun beberapa persyaratan bagi calon mahasiswa salah satunya mampu berbahasa Arab dan Inggris.
"Selain itu, mampu membaca dan memiliki keilmuan Islam klasik,” kata Agam.
Wakil Rekotr I UMM, Prof Syamsul Arifin menjelaskan, saat ini UMM juga memiliki program serupa. Salah satunya Program Pendidikan Ulama Tarjih (PPUT) yang berdiri sejak 2003 pada strata sarjana.
Ia berharap para sivitas akademika bisa terus melanjutkan pendidikan hingga tingkat tertinggi termasuk melalui program beasiswa tersebut.
“Beasiswa PKU-MI saya rasa bisa melahirkan ulama yang unggul, mumpuni, serta memiliki spesifikasi ilmu pengetahuan yang bagus,” jelasnya.