REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pelatih Manchester City, Pep Guardiola tampaknya tergoda untuk bereksperimen terkait taktinya ketika melawan Manchester United dalam laga bertajuk derby Manchester pada pekan ke-20 Liga Inggris, di Stadion Old Trafford, Sabtu (14/1/2023) malam WIB . Ia menjanjikan rencana taktis yang mungkin akan membuat pelatih MU Erik ten Hag menebak-nebak strateginya.
Persoalannya Guardiola mempunyai sejarah buruk di masa lalu ketika melakukan eksperimen taktik terutama di pertandingan besar Eropa. otak-atik taktik yang dilakukan tak jarang berakhir bumerang. Berikut di antaranya dilansir dari Daily Mail:
Babak 16 Besar Liga Champions Musim 2016/2017
Ekseperimen taktik yang dilakukan Guardiola pada leg kedua di kandang AS Monaco berakhir boomerang. Karena mereka akhirnya tersingkir karena kalah gol tandang. Di laga tersebut, Monaco menang 3-1. Sementara di leg pertama City menang dengan skor 5-3.
Banyak yang mengira bahwa Guardiola akan bermain sedikit aman untuk mempertahankan agregat 5-3 ketika bertandang ke markas Monaco. Tetapi sebaliknya, Guardiola justru menyatakan sebelum laga bahwa jika timnya tak mencetak gol maka akan tersingkir.
Oleh sebab itu, Guuardiola pun menaruh lima penyerang sekaligus dengan Fernandinho sebagai satu-satunya gelandang bertahan dan Yaya Toure tersisa di bangku cadangan. Akibatnya, Fernandinho tak bisa berbuat banyak untuk menahan aliran bebas serangan Monaco yang dipelopori oleh Kylian Mbappe waktu itu. City pun tersingkir karena eksperimen Guardiola di Monaco karena kalah gol tandang.
"Saya mencoba meyakinkan mereka dalam semua pertemuan kami harus datang ke sini, mencoba menyerang dan mencetak gol. Kesalahan saya adalah tidak mampu meyakinkan mereka untuk melakukan itu. Semua manajer membuat kesalahan tapi saya tidak berpikir itu karena kesalahan taktis,” ujarnya.
Perempat Final Liga Champions 2017/2018 melawan Liverpool
Ekperimen Guardiola kembali menjadi boomerang ketika memasang Aymeric Laporte di posisi di luar posisi aslinya. Ia ditempatkan sebagai bek kiri. Timnya pun menjadi bahan acak-acakan permainan ala heavy metal football Jurgen Klopp.
Tujuan Guardiola memasang Laporte di sebelah kiri untuk menghadang agresivitas Mohamed Salah. Dan pemain internasional Mesit itu membukam skor untuk The Reds ketika laga baru berjalan 12 menit.
Guardiola mengaku salah memasukkan Ilkay Gundogan yang tidak efektif sehingga menarik keluar untuk digantikan Raheem Sterling. Pada saat itu, posisi Liverpool unggul tiga gol. Guardiola bahkan dikartu merah di laga tersebut karena marah atas keputusan wasit ketika gol kedua Leroy Saney dianulir.
City pun tersingkir dari Liga Champions musim 2017/2018 di babak perempat final dengan agregat 5-1 hasil dari kekalahan 3-0 di leg pertama dan kalah 2-1 di leg kedua. Itu adalah dua di antara ekperimen Guardiola di masa lalu yang berakhir bumerang. Nasib yang sama bisa saja menimpa Guardiola jika kembali melakukan eksperimen di Derby Manchester hari ini.