Ahad 15 Jan 2023 01:45 WIB

Budidaya Semanggen Makin Dilirik, Petani Untung Berlipat

Dengan harga Rp 8.000 per kilogram, petani bisa menghasilkan Rp 5 juta per bulan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolandha
Hamparan tanaman semanggen di Kabupaten Indramayu.
Foto: Dok. Republika
Hamparan tanaman semanggen di Kabupaten Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Budidaya semanggen (semanggi) saat ini semakin dilirik para petani di Kabupaten Indramayu. Dengan perawatan yang relatif mudah, petani bisa memperoleh keuntungan berlipat-lipat.

Tanaman semanggen menyerupai payung yang tersusun dari empat anak daun yang berhadapan. Bentuk tersebut akan mengingatkan masyarakat pada nama simpang susun terkenal di Jakarta, yakni Simpang Susun Semanggi atau Jembatan Semanggi.

Baca Juga

Sejatinya, semanggen tergolong ke dalam gulma yang bisa mengganggu produktifitas padi. Tanaman berukuran kecil yang merambat di tanah itu biasa tumbuh di areal persawahan, bersamaan dengan tanaman padi dan rerumputan lainnya. 

Meski demikian, bagi  masyarakat Indramayu, semanggen merupakan salah satu sajian kuliner sehari-hari. Untuk menjadi sajian kuliner, semanggen direbus terlebih dulu, kemudian dicampur dengan sayuran lainnya seperti tauge dan remucu (pisang muda). Setelah itu, campuran sayuran tersebut diberi sambal, bisa juga sekaligus ditambahkan parutan kelapa. Masyarakat biasa menyebutnya dengan nama rumbah (pecel) semanggen.

Rumbah semanggen selalu laris manis diburu oleh masyarakat di Kabupaten Indramayu. Tak hanya di Kabupaten Indramayu, permintaan akan semanggen juga cukup tinggi dari daerah tetangga, yakni Pamanukan Kabupaten Subang. Hal itu akhirnya mendorong petani untuk membudidayakan semanggen secara serius.

Semula, budidaya semanggen dilakukan oleh sejumlah petani di Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu. Namun kini, budidaya semanggen semakin dilirik oleh petani dari kecamatan-kecamatan lain di wilayah barat Kabupaten Indramayu.

photo
Hamparan tanaman semanggen di Kabupaten Indramayu. - (Dok. Republika)

Seperti di Desa Kertamulya, Kecamatan Bongas. Petani di sana saat ini ramai-ramai menanam semanggen. Di tepi jalan raya Lempuyang-Bongas, terdapat belasan petak lahan semanggen. Lahan itu juga sekaligus dijadikan tempat jualan semanggen yang mereka panen.

"Sekarang banyak petani yang beralih bertanam semanggen, terutama mereka yang lahannya kurang produktif," ujar salah seorang tokoh petani di wilayah barat Kabupaten Indramayu, Sugianto, Sabtu (14/1/2023).

Selama ini, petani yang bertanam padi di lahan yang kurang produktif akan dihantui rasa was-was terjadinya banjir saat musim hujan seperti sekarang. Namun dengan budidaya semanggen, genangan air justru membuat panen semanggen jadi  meningkat. Penghasilan merekapun berlipat-lipat.

Sugianto menjelaskan, ketertarikan petani pada budidaya semanggen karena hasil panennya yang menguntungkan. Dalam sebulan, panen semanggen bisa dilakukan tiga kali.

Dengan harga Rp 8.000 per kilogram, petani bisa memperoleh pendapatan di kisaran Rp 3,5 juta – Rp 5 juta per bulan, untuk setiap hektare lahan semanggen.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement