REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sumaryanto, merespons soal viralnya kisah mahasiswa UNY, Nur Riska, yang berjuang meminta keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) hingga wafat. Sumaryanto membantah masalah UKT jadi penyebab kematian Riska.
"Beberapa info tersebut tidak akurat, Almarhumah wafat salah satunya diduga ada benturan di kepala saat berolahraga dan sebelumnya ada hipertensi, tidak serta merta lantas karena masalah UKT penyebabnya," kata Sumaryanto saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (14/1).
Sumaryanto mengatakan UKT almarhumah sudah diturunkan. Pembayarannya juga dibantu oleh dosen FIS UNY.
"Saat wafat almarhumah posisinya cuti dua semester," ujarnya.
Sumaryanto menegaskan UNY punya komitmen untuk membantu mahasiswa yang kesulitan membayar UKT. Beberapa upaya diantaranya penundaan, penurunan. Upaya lain melalui dana dompet pendidikan, mencarikan beasiswa, mencarikan bapak/ ibu asuh.
"Dalam hal ini saya sendiri siap menjadi bapak asuh," ungkapnya.
Sebelumnya Dunia maya dihebohkan dengan kisah seorang mahasiswi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) angkatan 2020, Nur Riska, yang berjuang meminta keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sampai akhir hayatnya. Hingga Sabtu (14/1) petang, utas yang ditulis akun @rgantas telah dilihat 3,8 juta kali, dicuit ulang 18 ribu kali, dan disukai ulang 60 ribu kali.
Pemilik akun @rgantas, Ganta Semendawai, yang juga rekan Riska dalam cuitannya menjelaskan kisah pilu yang dialami Riska. Riska berasal dari keluarga yang bukan dari kalangan berada di Purbalingga, Jawa Tengah. Orang tuanya hanya berdagang sayur gerobak di pinggir jalan. Sang Ibu harus berjuang menghidupi Riska dan keempat adiknya yang belum lulus kuliah.
Dalam cuitannya tersebut, Ganta menuliskan bahwa Riska memiliki persoalan dalam membiayai perkuliahannya. Meskipun bukan hal yang baru di UNY, namun dalam kasus Riska dinilai berbeda.