Senin 16 Jan 2023 00:22 WIB

Indeks Kerukunan Umat Beragama di Jatim 77,8 Persen

Kerukunan umat beragama di Jatim terus dimaksimalkan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Belum lama ini dia berbicara tentang jawa timur sebagai kota dengan indeks kerukunan umat beragama yang tinggi.
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Belum lama ini dia berbicara tentang jawa timur sebagai kota dengan indeks kerukunan umat beragama yang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Indeks kerukunan umat beragama (KUB) di Provinsi Jawa Timur mencapai angka 77,8 persen, tercatat lebih tinggi dari capaian nasional yang tercatat 72,9 persen.

"Kami bersyukur indeks KUB Jatim tertinggi se-Jawa dan bahkan di atas nasional," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat memberi sambutan dalam kegiatan Dialog Kebangsaan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (14/1/2023).

Diketahui indeks kerukunan umat beragama (KUB) berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag) berturut-turut di posisi kedua ditempati Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 77,1 persen, Jawa Tengah 77 persen, Jawa Barat 72,7 persen, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 72,2 persen dan Banten 69,6 persen.

Menurut dia, capaian tersebut merupakan hasil dari sinergi, kolaborasi dan gotong royong yang terjalin di seluruh elemen di Jatim.

"Juga terdapat moderasi, saling tafahum atau memahami dan toleransi di dalamnya. Meskipun ada perbedaan-perbedaan tetapi ada kesepahamanan di antara satu dengan yang lain, yang dilanjutkan saling hormat dan percaya satu sama lain," ujar Khofifah.

Mantan Menteri Sosial itu menekankan saling memahami antara satu dengan yang lain adalah bagian yang harus diikhtiarkan bersama.

"Mutual respect sangat dibutuhkan untuk bisa menjalin kepercayaan satu sama lain," kata dia.

Bagi Khofifah, penyelenggaraan Dialog Kebangsaan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, yang mengundang sejumlah tokoh nasional, termasuk Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, merupakan bentuk "booster" atau penguat nasional dan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa.

"Melalui dialog kebangsaan ini, kita mendengar banyak pikiran strategis yang memiliki makna kuat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Khofifah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement