REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 1,45 juta ton atau setara 194 persen dari ketentuan stok minimum yang telah ditetapkan pemerintah.
"Pada awal tahun ini, kami menyiapkan stok pupuk bersubsidi hingga lini III dengan total 1.454.828 ton. Angka stok pupuk bersubsidi itu juga mampu memenuhi kebutuhan selama beberapa pekan ke depan sesuai aturan yang berlaku," kata Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana di Jakarta, Ahad (15/1/2023).
Stok pupuk bersubsidi tersebut terdiri atas dua jenis yaitu urea dan NPK. Rinciannya 992.791 ton urea dan 462.937 ton NPK atau masing-masing tercatat 188 persen dan 203 persen dari ketentuan pemerintah.
Pada 2023, pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi Rp 2.250/kilogram untuk pupuk urea, Rp 2.300/kilogram untuk NPK, dan Rp 3.300/kilogram untuk NPK dengan formula khusus kakao. Wijaya menegaskan, Pupuk Indonesia tidak segan menindak distributor hingga kios yang terbukti menjual harga pupuk di atas HET.
"Kami juga mengimbau masyarakat khususnya petani untuk segera melaporkan jika melihat praktik jual beli pupuk tidak sesuai aturan yang berlaku kepada Pupuk Indonesia melalui nomor layanan pelanggan 0800-100-8001 atau WhatsApp 0811-9918-001," kata Wijaya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan HET Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian, petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (Simhultan), menggarap lahan maksimal dua hektare, dan menggunakan Kartu Tani (untuk wilayah tertentu).
Wijaya menjelaskan, petani dapat menebus pupuk bersubsidi di kios-kios resmi yang telah ditentukan. Saat ini, lanjutnya, pupuk bersubsidi fokus pada dua jenis yaitu urea dan NPK. Kedua jenis pupuk bersubsidi itu diperuntukkan bagi sembilan komoditas pertanian strategis yang berdampak terhadap inflasi yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi.
Per 13 Januari 2023, Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi 150.635 ton secara nasional dengan rincian 100.312 ton urea dan 50.324 ton NPK. Wijaya juga mengatakan, Pupuk Indonesia memberikan kemudahan bagi petani dalam menebus pupuk bersubsidi. Salah satunya melalui pengembangan sistem Aplikasi Rekan.
"Aplikasi itu diperuntukkan bagi kios-kios dengan tujuan mempercepat kios melakukan penjualan, pencatatan baik secara ritel maupun komersial. Bahkan aplikasi ini terintegrasi dengan sistem digital milik Kementerian Pertanian," ujar Wijaya.