REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, program santri digitalpreneur merupakan salah satu langkah untuk memberdayakan ekonomi umat karena jumlah santri sangat banyak.
"Santri bisa menjadi produsen informasi dan literasi, penggerak konten-konten serta produk bermutu yang bernilai Islami," katanya saat Silaturahim dan Halaqoh Ulama Pengasuh Pondok Pesantren dalam Rangka Harlah Emas 50 Tahun Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Pendapa Wahyawibawagraha Kabupaten Jember, Jawa Timur, Ahad (15/1/2023).
Menurutnya, sektor ekonomi kreatif baik di Indonesia maupun di negara lainnya akan menjadi tulang punggung ekonomi di masa depan sehingga semakin kuat dan diperhitungkan sebagai kekuatan ekonomi yang inklusif.
"Definisi ekonomi kreatif yakni perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari aktivitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi," tuturnya.
Untuk itu, lanjut dia, kehadiran dari pemberdayaan ekonomi umat menjadi sangat penting, sehingga program santri digitalpreneur dapat memberdayakan ekonomi umat.
"Program santri digitalpreneur tahun ini telah membuka 1,1 juta lapangan kerja baru pada 2022 dan pada 2024 ditargetkan menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.
Sandiaga berpesan agar semua pihak terus meningkatkan ekonomi kreatif di Jember karena pada dasarnya Kabupaten Jember memiliki potensi baik dari segi carnaval budaya yang terkenal yakni Jember Fashion Carnaval (JFC), musik, tari, wisata religi, maupun pariwisata.
"Mari sinergikan dengan program satu pesantren satu produk. Mendukung program santri digitalpreneur dan bisa dikembangkan menjadi pilot project, sehingga Jember semakin terdepan dengan mandiri pangan dan energi," ujarnya.
Ia menjelaskan Kemenparekraf mendorong terciptanya wirausaha muda sebagai tulang punggung ekonomi dengan target tercapainya 4,4 juta lapangan kerja di 2024.
Sementara Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan Kabupaten Jember memiliki sebanyak 650 pesantren yang memiliki santri sekitar 500 orang, namun kalau pesantren dibawah 500 santri tentunya mencapai ribuan.
"Kami juga melakukan pembinaan terhadap UMKM di pesantren, sehingga ada 41 koperasi di pesantren yang dijadikan percontohan wajib masuk ke dalam elektronik katalog UMKM Jember," katanya.