Senin 16 Jan 2023 06:16 WIB

Tarif Air PDAM Picu Inflasi di Kota Bandung, Sekda Siap Evaluasi

Tarif baru air minum PDAM menjadi faktor penyumbang terbesar inflasi di Kota Bandung.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Erik Purnama Putra
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna.
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia mengalami inflasi sebesar 5,5 persen sepanjang 2022. Angka itu menjadi rekor tertinggi dalam delapan tahun terakhir. Salah satu kota dengan angka inflasi tertinggi diraih Kota Bandung dengan angka 2,04 persen, menjadi yang tertinggi di Jawa Barat (Jabar).

Asisten Daerah (Asda) Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar, Taufiq Budi Santoso mengungkapkan, andil inflasi selama 2022 dipengaruhi oleh sejumlah komoditas. Antara lain, harga bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif air minum PDAM, tarif angkutan dalam kota (angkot), telur ayam ras, bawang merah, beras, dan rokok kretek.

Selain harga komoditas pokok, kenaikan tarif air minum PDAM juga disebut berperan dalam meningkatkan dampak inflasi di Kota Bandung. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung baru saja menaikkan tarif air minum PDAM pada akhir 2022.

Harga air minum PDAM yang sebelumnya dibandrol Rp 1.000 per meter kubik (liter) naik menjadi Rp 9.000 per meter kubik pada Desember 2022. Kenaikan itu setara 900 persen

Berdasarkan survei, komoditas tarif air minum PDAM memiiki bobot yang cukup tinggi di setiap kota harga indeks konsumen (HIK). Bobot konsumsi air minum PDAM Kota Bandung sendiri berada di posisi ketiga dari tujuh kota di Jawa Barat, dengan 2,12 persen.

Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna membenarkan, tarif baru air minum PDAM menjadi faktor penyumbang terbesar dalam tingginya angka inflasi di Kota Bandung. Meski begitu, dia mengeklaim, sejatinya kenaikan tarif PDAM sudah menjadi keniscayaan. Hal itu merujuk pada terus ditundanya kenaikan tarif sejak hampir satu dekade ke belakang.

"Namun mungkin kemarin kami kurang cermat dalam menentukan timing sehingga (kenaikan tarif PDAM) ini memberikan pengaruh yang signifikan dalam kenaikan inflasi," sesal Ema dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah provinsi dan kabupaten/kota se-Jawa Barat yang digelar secara virtual di Kota Bandung, belum lama ini.

Dia berjanji akan melakukan evalusi dan rapat koordinasi dengan seluruh OPD dan lembaga nonpemerintahan untuk melahirkan pemikiran dan gagasan dalam penanganan masalah inflasi di Kota Bandung. Salah satu upaya yang sangat berpotensi dilakukan adalah menurunkan kebijakan tarif air minum PDAM.

"Ada juga pengaruh dari harga telur ayam ras, bawang merah, cabai merah, beras, tahu mentah, minyak, yang menyumbang cukup besar dalam inflasi di Kota Bandung, walaupun memang tidak cukup signifikan dibanding air PDAM. Ini terjadi sejak Juni 2022 hingga akhir tahun lalu," jelas Ema.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement