REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Aktivis iklim Greta Thunberg ditahan oleh polisi selama unjuk rasa anti penambangan batu bara di Jerman pada Ahad (15/1).
Harian Jerman Bild melaporkan bahwa Thunberg dibawa pergi oleh polisi di Desa Luetzerath, Jerman di mana para pengunjuk rasa berusaha menyelamatkan desa tersebut dari kehancuran akibat tambang batu bara. Dia diseret dari tempat unjuk rasa oleh dua petugas polisi, tetapi tidak terlihat diborgol.
Berbicara pada protes pada Sabtu (14/1), aktivis terkenal dari Swedia itu mengklaim bahwa Jerman "mempermalukan dirinya sendiri"."Saya pikir sangat tidak masuk akal bahwa hal ini terjadi pada 2023," tutur dia.
Thunberg adalah salah satu dari banyak pengunjuk rasa, yang berbondong-bondong ke lokasi pada Sabtu, yang datang untuk mewakili penentangan terhadap bahan bakar fosil.
Dia tampaknya kembali ke lokasi tersebut pada Ahad (15/1), dan termasuk di antara demonstran terakhir yang dievakuasi dari daerah itu di tengah kritik atas apa yang disebut beberapa orang sebagai tindakan keras polisi.
Sebelumnya, Polisi mengungkapkan, sejumlah aktivis berhasil lolos dari adangan dan memasuki tambang batu bara Garzweiler. Kantor berita Jerman, DPA melaporkan, polisi menggunakan meriam air dan tameng untuk memukul mundur pengunjuk rasa.
Para aktivis mengeklaim, peserta aksi mencapai 35 ribu sedangkan polisi mengungkapkan data berbeda, yakni 15 ribu orang. "Pertahankan setiap desa" dan "Kalian tak sendirian" tertulis di sejumlah spanduk yang dibawa massa.
Thunberg, Sabtu, menegaskan, nasib Luetzerath dan perluasan tambang batu bara merupakan isu yang melampaui negeri Jerman. Dalam perang melawan perubahan iklim global, jelas dia, apa yang terjadi di Jerman ini menjadi masalah semua orang.