REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali berjanji mencari solusi atas persoalan Liga 2 dan putaran nasional Liga 3 Indonesia musim 2022/2023. Kompetisi sepak bola nasional itu dihentikan pelaksanaannya oleh PSSI.
"Saya akan mencari jalan keluar. Saya akan berkomunikasi dengan PSSI, Komite Eksekutif PSSI, dan pihak-pihak terkait. Mudah-mudahan akan dapat jalan yang baik dengan komunikasi dan persuasif," ujar Zainudin sesaat setelah pertemuan dengan beberapa perwakilan klub Liga 2 di Gedung Kemenpora, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Zainudin pun yakin keterlibatan dirinya dapat memunculkan solusi atas permasalahan tersebut. Hal itu lantaran Menpora pernah terlibat dalam pemecahan kebuntuan di sepak bola nasional. "Saat kasus Covid-19 masih tinggi, saya ikut mencari jalan keluar. Makanya (turnamen pramusim-red) waktu itu namanya Piala Menpora," kata dia.
Karena masih harus berkomunikasi dengan PSSI dan operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB), pria yang lahir di Gorontalo 60 tahun lalu itu menegaskan bahwa dia belum bisa menyampaikan secara teknis soal rencana kelanjutan Liga 2 maupun Liga 3 itu.
Adapun perwakilan klub-klub Liga 2 yang datang menemui Menpora Zainudin Amali adalah Persipura Jayapura, Semen Padang, FC Bekasi City, PSMS, Karo United, Sulut United, Persipal, PSIM, Persijap, dan Persiwar. Mereka didampingi oleh delegasi Asosiasi Pesepak Bola Profesional Seluruh Indonesia (APPI) Andritany Ardhiyasa (Presiden) dan Janes Silitonga (Kepala Legal).
Manajer Persipura Yan Mandenas menyambut baik dengan kesediaan Menpora untuk mencarikan solusi terbaik bagi kelanjutan Liga 2 dan Liga 3. "Terima kasih Pak Menteri. Tujuan kami adalah Liga 2 dapat dilanjutkan lagi," jelas Yan.
PSSI, berdasarkan keputusan yang diambil dalam rapat Komite Eksekutif (Exco), menghentikan penyelenggaraan Liga 2 dan Liga 3 Indonesia musim 2022/2023 mulai 12 Januari 2023.
Khusus untuk Liga 2, PSSI menguraikan, ada tiga hal yang melatarbelakangi keputusan tersebut. Pertama, ada permintaan dari sebagian besar klub agar kompetisi tidak dilanjutkan.
Alasan klub-klub itu, menurut PSSI, lantaran tidak ada kesesuaian antara konsep pelaksanaan lanjutan kompetisi antara klub dan operator. Liga 2 pun dianggap sangat sulit diselesaikan sebelum Piala Dunia U-20 2023 dimulai pada 20 Mei 2023.
Kedua, terdapat rekomendasi dari Tim Transformasi Sepak Bola Indonesia setelah Tragedi Kanjuruhan yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana di Liga 2 belum memenuhi syarat.
Terakhir, Peraturan Polri Nomor 10 Tahun 2022 yang mengamanatkan proses perizinan baru dengan memperhatikan periode waktu pemberitahuan, pengajuan rekomendasi dan izin, hingga bantuan pengamanan. Ketiadaan Liga 2 2022-2023 berimbas pada tidak adanya degradasi di Liga 1 Indonesia musim 2022/2023.