Senin 16 Jan 2023 17:30 WIB

Ini Detail Kronologi Kerusuhan Morowali Versi Partai Buruh

Buruh menyebut ada masyarakat setempat yang terlibat dalam kerusuhan.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Foto tangkapan layar rusuh di Morowali.
Foto: Dok. Republika
Foto tangkapan layar rusuh di Morowali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Buruh membeberkan kronologi peristiwa kerusuhan yang mengakibatkan tewasnya satu pekerja lokal dan satu pekerja asal China di PT Gunbuster Nickel Industr (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng). Kronologi versi Partai Buruh ini berdasarkan laporan yang diterima dari serikat buruh di Morowali Utara.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, kerusuhan yang terjadi pada Sabtu (14/1/2023) malam itu sebenarnya berakar dari sebuah insiden yang terjadi pada akhir 2022. Pada penghujung tahun itu, dua pekerja lokal meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di pabrik PT GNI.

Baca Juga

"Dua orang ini sedang bekerja di grain, lalu listrik mati, tungkunya meledak dan mereka tidak bisa melompat karena tinggi sekali," kata Said saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Buruh di Jakarta, Senin (16/1/2023).

Atas kejadian tersebut, lanjut Said, pihak perusahaan memang sudah memberikan santunan kepada keluarga korban. Hanya saja, para buruh di pabrik itu 'merasa terancam' karena buruknya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang diterapkan. Perasaan terancam itu ternyata dipendam oleh para pekerja.

Belum tuntas soal keselamatan kerja, lanjut dia, para pekerja lokal lalu dikagetkan ketika PT GNI menaikkan upah mereka hanya sebesar Rp 75 ribu per bulan. Para buruh lantas menggelar mediasi dengan manajemen PT GNI pada 14 Januari 2022. Perundingan itu disertai dengan aksi mogok kerja.

Mediasi tersebut, kata Said, berlangsung cukup alot. Bahkan, pihak manajemen perusahaan mengancam para pekerja. "Ini semakin membuat para buruh, udah dua pekerja meninggal, perundingan upah bukannya ada solusi, tapi buruh malah melihat kearoganan, kecongkakan manajemen," kata Said.

Kendati begitu, lanjut dia, kedua belah pihak akhirnya setuju untuk menghentikan aksi mogok kerja. "Tapi entah bagaimana beredar viral rekaman ada penyerbuan dari tenaga kerja asing (TKA), jadi mereka keluar bawa besi. Ini makin marah para buruh lagi," kata Said.

Setelah video itu beredar, terjadilah bentrokan antara pekerja lokal dan pekerja asal Cina pada Sabtu (14/1/2023) malam. Menurut Said, peristiwa itu bisa dibilang sebuah kerusuhan karena ada masyarakat setempat yang terlibat. Insiden inilah yang mengakibatkan dua pekerja meninggal.

Atas peristiwa kerusuhan itu, Said mengimbau pekerja di Morowali, terutama buruh PT GNI, menghentikan tindakan kekerasan. Said meminta para buruh menggunakan jalur perundingan damai untuk memperjuangkan upah layak, keselamatan kerja, dan penghapusan sistem kerja outsourcing.

"Lakukan perundingan dengan damai, secara militan silakan. Oleh karena itu jangan terprovokasi. Jangan menimbulkan hal-hal yang akhirnya ada kematian kembali. Sia-sia nyawa. Oleh karena itu hentikan kekerasan, stop konflik, jangan gunakan kekerasan untuk selesaikan masalah,” kata Said.

Baca juga : Ketua Umum KSPSI: Kerusuhan Morowali Utara Akibat Adanya Ketidakadilan Pekerja Lokal

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement