REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari meminta masyarakat agar jangan bawa perasaan (Baper) atau saling bermusuhan karena mendukung salah satu kontestan Pemilu Serentak 2024. Sebab, elite politik saja saling berganti kawan selama gelaran pesta demokrasi itu.
"Saya kira penting untuk saya sampaikan kepada publik bahwa masyarakat, jamaah, itu kemudian tidak perlu baperan dalam konteks pemilu. Karena elite politik sendiri semuanya berkoalisi secara cair dalam pemilu maupun pilkada," kata Hasyim kepada wartawan usai menemui pimpinan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Kantor PGI, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Hasyim menjelaskan, koalisi antar elite politik itu cair bisa dilihat dari gelaran Pemilu 2019 lalu. Ketika itu terdapat dua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Kedua pasangan itu nyatanya didukung oleh koalisi partai politik, yang saling bersaing pula dalam pemilihan legislatif (Pileg).
Dalam Pemilu 2024, lanjut dia, koalisi partai politik akan semakin cair. Sebab, partai-partai yang berkoalisi untuk mengusung capres, sangat mungkin berbeda koalisi saat mengusung calon kepala daerah. Untuk diketahui, pemilihan kepala daerah digelar sesuai pemilu, yakni akhir tahun 2024.
"Yang semula kawan bisa jadi lawan, semua lawan bisa jadi kawan. Sehingga dalam pemilu, dalam politik tidak ada lawan dan kawan yang abadi," ucap Hasyim.
Kunjungan Hasyim dan komisioner KPU RI lainnya ke PGI ini merupakan rangangkain silaturahmi. Sebelumnya, para komisioner KPU RI bertemu PP Muhammadiyah, PBNU, dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin).