REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Hari lahirnya Ibu Perawat Dunia, Florence Nightingale, menandai momentum Hari Keperawatan Internasional yang diperingati Sabtu (12/5).
Banyak harapan terucap, terkait peringatan hari yang diperingati sebagai wujud penghargaan terhadap Florence. Apa kata para calon perawat Indonesia? Oktorilla Fiskasianita, Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia yang berhasil dihubungi Sabtu (12/5) berkomentar. "Perayaan ini harus dirayakan dengan penuh dedikasi. Apapun profesi Anda terkait dunia keperawatan, baik sebagai perawat di rumah sakit, atau mahasiswa yang tengah studi, ataupun pendidik," kata Fiska via situs jejaring sosial.
Fiska menilai, perjuangan Florence dulu di saat membantu para korban-korban perang, tampaknya bisa menjadi inspirasi. "Karena perjuangannya, Florence dijuluki ‘The Lady of the Lamp’ atau Perempuan yang Membaca Cahaya ke Kegelapan. Karena di Indonesia nggak ada perang, sesuai tema, harusnya kita mulai aksi-aksi untuk 'merawat Indonesia'," tutur Fiska, kelahiran 21 Oktober 1991, ini.
Ia menambahkan, seyogyianya, perawat Indonesia harus mampu bersikap profesional. "Jangan ada 'gap' antar sesama perawat maupun penyedia layanan kesehatan (health care provider –red) yang lain. Dengan menunjukkan profesionalisme dan dedikasi terhadap profesi, kata Fiska, akan mampu membangun citra perawat sehingga dapat pengakuan dari masyarakat di masa datang.
Lain halnya dengan Rizka Febriyona, Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan UI 2011. Dalam momentum hari perawat dunia ini, ia berharap Rancangan Undang-Undang Keperawatan dapat disahkan oleh Komisi XI DPR RI. “Aku ingin tenaga kesehatan, khususnya perawat, bisa lebih berkiprah lebih baik lagi di dunia kesehatan, maupun di kancah politik tanah air,” kata Rizka, yang dihubungi Sabtu (12/5) malam.
Lady with The Lamp
Tanggal 12 Mei, ditetapkan sebagai Hari Perawat Internasional karena Florence Nightingale dinilai telah berjasa dalam dunia keperawatan. Ia adalah seorang perawat Italia yang banyak berkontribusi di era perang dunia. Lewat jasanya dalam merevolusi keilmuan dan praktik keperawatan, Florence kemudian dijuluki ‘Lady with The Lamp’
Penulis: Dodi Prananda, Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia 2011