Ahad 10 Mar 2013 20:39 WIB

Pimpinan Politik Jangan Besar Mulut

Anas Digantung?/ilustrasi
Foto: Angga Rachmanda Saputra
Anas Digantung?/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mulutmu, Harimaumu. Pepatah itulah yang kini menghantui mantan ketua umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. "Satu rupiah saja Anas korupsi di Hambalang, gantung Anas di monas (monumen nasional)" seperti itulah kira-kira pernyataan Anas pada Maret 2012 silam. Pernyataan tersebut muncul setelah mantan rekan sejawatnya di Demokrat, Muhammad Nazaruddin, bertubi-tubi menuding Anas menerima uang dari proyek Hambalang. Saat itu, Anas menegaskan, pernyataan Nazaruddin adalah fitnah yang sengaja dibuat untuk menjatuhkannya.

Pada Jumat (22/2/2013),  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Anas sebagai tersangka dalam kasus korupsi proyek Hambalang, Bogor. Juru Bicara KPK, Johan Budi, mengungkapkan, Anas diduga menerima sesuatu yang berkaitan dengan jabatannya saat menjadi anggota DPR. KPK pun menjerat Anas dengan Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Keputusan KPK pada saat itu membuat khalayak mempertanyakan perihal niat  Anas Urbaningrum yang akan digantung di Monas, sayangnya dalam berbagai kesempatan, kepada media Anas malah berbalik tanya, "Sekarang saya tanya balik, memang sampeyan ada harapan itu?" "Tidak," kata wartawan. "Ya udah itu jawaban saya," ujar Anas.

Dalam hal ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berulangkali menegaskan bahwa hukum yang adil harus ditegakkan dan tidak tebang pilih. Pernyataan SBY ini harus menjadi pegangan KPK agar kredibilitas dan citra KPK dalam memberantas korupsi tetap terjaga.

Pernyataan SBY tersebut membuat Anas mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Namun sangat mengejutkan atas berita yang beredar Anas bersedia menyingkap keterlibatan Sekjen DPP Partai Demokrat “Ibas Yudhoyono”.

Pastinya, kita tidak pernah bisa menebak bagaimana akhir cerita dari sandiwara para aktor politik ini. Apapun silang sengkarut itu, pengadilan yang akan membuktikan. Tetapi soal gantung diri di Monas, siapkah Anas memenuhi janjinya jika terbukti ia korupsi? Ingat, mulutmu adalah harimaumu!

Penulis: Angga Rachmanda Saputra (Fakultas Ekonomi Universitas Satya Negara Jakarta)

sumber : USNI
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement