REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masih adanya pemahaman sebagian orang terkait belum pentingnya vaksin sebagai kebutuhan hidup disadari betul para pegiat vaksinasi. Belum lagi, di masyarakat juga vaksinasi kerap dikaitkan dengan isu agama yang menyangkut haram dan halal.
Bagi Rumah Vaksinasi fenomena itu merupakan sebuah tantangan. Sebagai tindakan nyata Rumah Vaksinasi yaitu mengajak masyarakat untuk berkunjung langsung ke tempat produsen pembuat vaksin satu-satunya di Indonesia yakni PT Bio Farma.
Sekitar 270 orang mulai dari Jabodetabek, Bandung, Cilegon, Malang, tidak hanya ayah dan ibu, namun juga dihadiri beberapa dokter anak dari satgas Imunisasi IDAI, Kepala Dinkes Cilegon dan jajarannya, serta praktisi kesehatan dan vaksin dari beberapa kabupaten Cianjur Selatan. Ayah, ibu, dan anak dari berbagai daerah berkesempatan untuk melihat langsung pembuatan vaksin di Bio Farma.
“Kunjungan ini memang dimaksudkan untuk mencerdaskan masyarakat agar mereka tahu vaksin itu diproduksi seperti apa. Selama ini kan hanya tahu dan baca dari internet,” kata dr. Ahmad Tawakkal dari Rumah Vaksinasi di sela kunjungannya ke Bio Farma belum lama ini.
Ahmad mengungkapkan kunjungan kedua Rumah Vaksinasi ke Bio Farma antara lain untuk meluruskan pemahaman sebagian masyarakat awam terhadap vaksinasi. Selama ini, kata Ahmad, masih banyak orang yang belum tahu betul apa kegunaan vaksinasi bagi tubuh.
“Kita bawa mereka ke sini juga bentuk pencerdasan kepada masyarakat. Selama ini kita selalu berfokus pada pengobatan. Nah kita mau setelah ini mereka akan berfokus pada pencegahannya,” kata Ahmad.
Pada kunjungan kedua ini juga animo masyarakat yang tergabung dalam Rumah Vaksinasi meningkat dari kunjungan Maret tahun lalu. Menurutnya, hal itu menyiratkan banyak masyarakat yang ingin mengetahui lebih banyak tentang pentingnya vaksinasi.
Direktur Pemasaran PT Bio Farma Mahendra Suhardono mengapresiasi bentuk kampanye vaksinasi yang dilakukan oleh Rumah Vaksinasi. Menurutnya, Bio Farma akan terus mendorong berbagai kegiatan demi menunjang kesadaran masyarakat terhadap vaksinasi termasuk dengan upaya melihat produksi langsung di pabriknya.
Menurutnya, era saat ini sudah bukan hanya berfokus pada pengobatan. Tetapi lebih kepada pencegahannya. “Yang bagus tentu kita dorong, dalam rangka kita menyiapkan bangsa untuk pencegahan. Era sekarang kan pengobatan mahal, makanya kita dorong juga pencegahan melalui vaksinasi,” ujar Mahendra.
Jenis-jenis kampanye yang dilakukan oleh Rumah Vaksinasi ini menurutnya juga perlu diapresiasi. Mengingat akan ada generasi-generasi sehat melalui gerakan ini. “Harapannya, makin banyak bersama-sama baik melalui media sosial atau jaringan masing-masing, secara nasional, kita sinergikan untuk melawan orang-orang yang kurang paham terhadap vaksinasi,” ujarnya.