REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Akses terhadap produk teknologi tidak lagi terbatas pada kalangan tertentu. Pelajar pun dapat menikmati akses tersebut dengan mudahnya. Sebut saja, ponsel, kamera kantung atau handycam.
Redaktur Foto ROL, Amin Madani mengatakan kemudahan akses produk teknologi dikalangan pelajar belum diimbangi dengan optimalisasi fungsinya. Kondisi itu harus diakui lantaran kurangnya kepedulian.
"Masalahnya itu saja," kata Amin kepada peserta Republika Online Journalism Training, Rol to School bersama Pelajar SMA se-Jakarta Timur di Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/5).
Amin mengatakan pelajar saat ini termasuk beruntung. Produk teknologi mudah diakses. Lalu hasil karya dari produk teknologi itu dapat ditampung dengan pilihan medium. Sebut saja, Facebook, Twitter atau Facebook.
"Dahulu, hanya satu medium yakni media massa. Kini, kalian dapat memanfaatkan berbagai medium yang ada," katanya.
Sebabnya, Amin mengharapkan para pelajar yang saat ini memanfaatkan produk teknologi untuk sekedar mempublikasi aktivitas narsis seperti memajang foto tengah makan di sebuah tempat yang ramai perlu naik level untuk mulai mempelajari aktivitas jurnalistik.
"Caranya, yaitu tadi, bahwa mulailah memunculkan rasa peduli dengan lingkungan sekitar. Mulailah untuk mengingatkan orang lain bahwa ada masalah yang terjadi disekitar," kata dia.
Menurut Amin, dari kepedulian itu muncul keinginan untuk memperbaiki keadaan. "Misalnya, anda melihat sesuatu yang menurut kepercayaan anda tidak seharusnya seperti itu. Anda jepret dengan kamera lalu disebarkan melalui jejaring sosial
"Nah, tanpa sadar, anda yang hunting berisikan kepedulian, berarti anda telah menjalankan fungsi sebagai wartawan," kata dia.
Terkait produk teknologi yang digunakan, Amin mengatakan tidak merupakan priotitas utama. Produk teknologi seperti kamera tadi, hanya sebagai medium saja. Yang terpenting adalah ide yang dimiliki para pelajar. "Saat ide itu muncul, maka yang perlu diperhatikan adalah ide itu harus berisi fakta. Selanjutnya, jangan manipulasi. Jadi, harap untuk berhati-hati dalam memanipulasi fakta," kata dia.