REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pertumbuhan ekonomi nasional sudah mulai pulih. Itu didukung momentum kuat pada kuartal III 2022.
Ia optimistis perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,2 persen sampai 5,3 persen pada 2022. Kemungkinan pertumbuhan pada kuartal IV 2022 pun berada di kisaran 5 persen.
Pada saat bersamaan, kata dia, inflasi domestik masih relatif rendah karena harga pangan berhasil dijaga tetap stabil. Menurutnya, semua indikator pertumbuhan ekonomi tumbuh baik, terlihat dari investasi yang sudah pulih kembali, ekspor yang tetap tinggi, dan pemulihan impor guna mendukung industri manufaktur.
"Sehingga total pertumbuhan ekonomi di 2022 seperti disampaikan Presiden (Joko Widodo) akan ada di 5,2 persen sampai 5,3 persen," ujar Sri Mulyani dalam keterangan pers virtual, Senin (16/1).
Ia menekankan, seluruh sektor perekonomian juga sudah pulih kembali. Terutama berbagai sektor yang terhantam sangat berat selama Covid-19. Hal itu meliputi transportasi serta akomodasi dan makanan minuman yang sempat terkontraksi 15 persen dan 10 persen.
Pada kuartal III 2022, kedua sektor tersebut masing-masing mampu tumbuh 21 persen dan 11,3 persen. Semua pemulihan tersebut, kata dia, membuat level Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sudah berada 6,6 persen di atas level sebelum pandemi, yakni pada 2019. "Ini suatu prestasi yang baik," katanya.
Secara regional, lanjut dia, terlihat semua pulau maupun daerah mengalami pemulihan ekonomi. Kawasan Sumatra tumbuh 4,71 persen, Kalimantan 5,67 persen, Sulawesi 8,24 persen, Maluku 7,51 persen, Bali dan Nusa Tenggara 6,69 persen, serta Jawa 5,76 persen. Kondisi ini menggambarkan gerak ekonomi terjadi di seluruh pulau, daerah, dan sektor.