REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia mampu menembus level 7.640 pada akhir 2023. Penopangnya adalah saham komoditas.
"Kami berharap seluruh sektor bisa menopang IHSG, tetapi secara selektif saham komoditas masih menarik," ucap Kepala Strategi Ekuitas Asia Pasifik HSBC Herald van der Linde dalam media briefing "Asian Outlook 2023" yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (16/1/2023).
Ia mengaku sangat mengapresiasi kisah pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bersama dengan India, cerita pertumbuhan RI dinilai lebih baik dibandingank seluruh kawasan Asia Pasifik, terutama jika dilihat dari sudut pandang ekuitas.
Kondisi tersebut tentunya didorong oleh sektor komoditas yang memang harganya sedang melonjak di global, tetapi konsumsi domestik tak kalah mendongkrak kinerja ekonomi Indonesia. Selain itu, sistem perbankan di Indonesia pun terlihat relatif baik.
Meski memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi yang signifikan, Van der Linde mengingatkan, perekonomian Indonesia pada 2022 yang sebagian besar ditopang komoditas, bisa menjadi masalah. Pasalnya, terdapat kemungkinan sektor tersebut berkinerja buruk pada 2023.
Maka dari itu, kinerja ekonomi Indonesia bisa saja sedikit menurun dibandingkan negara lain di kawasan Asia Pasifik lantaran telah menjadi pemain yang sangat kuat pada tahun lalu. "Dengan demikian orang akan cenderung pergi dari Indonesia untuk mendanai pasar lainnya seperti Thailand atau Cina," tuturnya.
Akibatnya, sambung dia, kondisi tersebut kemungkinan akan sedikit membatasi kinerja pasar Indonesia pada 2023, sehingga hal tersebut harus lebih diperhatikan.