REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Kementerian BUMN merevitalisasi aset bersejarah mendapat apresiasi sejarawan. Yang teranyar BUMN membangkitkan kembali warisan aset bersejarah peninggalan Bung Karno di Sanur Bali. Menteri BUMN Erick Thohir bersama putri sulung Bung Karno Megawati telah meninjau langsung proyek revitalisasi aset peninggalan Bung Karno di Sanur, Senin (16/1/2023).
Sejarawan Universitas Islam Nasional (UIN) Endi Aulia Garadian menilai, langkah yang dilakukan Kementerian BUMN adalah langkah cerdas yang memiliki efek multiplier. Selain menjaga kawasan sejarah, juga menghidupkan kembali potensinya sebagai sarana untuk pemberdayaan lingkungan sekitar. Endi mencontohkan kesuksesan revitalisasi Sarinah dan kini Sanur yang dinilai akan menjaga aset sejarah sekaligus menciptakan pertumbuhan ekonomi.
"Soal revitalisasi sejarah yang dilakukan negara dalam hal ini Kementerian BUMN saya kira patut diapresiasi karena pertama negara mulai melihat material culture punya nilai ekonomi yang bisa dikapitalisasi. Di satu sisi juga mereservasi aset-set sejarah itu sendiri," ujar Endi pada Selasa (17/1/2023).
Endi menilai langkah BUMN dalam melanjutkan ide Bung Karno soal Sanur jadi amat penting. Selain akan menumbuhkan nilai ekonomi, namun juga akan memperkokoh penenaman nilai sejarah serta budaya.
Endi menilai memang bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menjaga dan memanfaatkan aset sejarahnya. Tidak hanya sebagai masa lalu tapi manfaatnya bisa langsung dirasakan hingga masa kini.
"Apalagi tadi soal Sanur yang menjadi kawasan ekonomi yang dulu juga sempat digagas oleh Presiden Soekarno. Ini menempatkan kawasan sejarah atau kawasan material culture sebagai teritorial strategis untuk pengembangan sumber daya non alam seperti budaya dalam hal ini," lanjut Endi.
Endi juga memandang bahwa langkah Erick ini akan punya dampak luas pada kawasan sekitar. Sebab, kata dia, kawasan sejarah yang baik selayaknya memiliki manfaat untuk menghidupkan lingkungan di sekitarnya. Dengan itu akan semakin timbul kesadaran lingkungan tersebut untuk selalu menjaga aset penting tersebut.
"Karena pada gilirannya nanti jika aset-aset kebudayaan dan sejarah ini bisa dikapitalisasi ini akan menimbulkan efek domino yang berdampak pada kehidupan ekonomi di sekitar kawasan tersebut," kata Endi.