REPUBLIKA.CO.ID, DAVOS -- Wali Kota Kiev Vitali Klitschko mengatakan, infrastruktur kotanya dapat ambruk kapan saja oleh serangan rudal sporadis Rusia. Sementara, suhu di musim dingin yang membekukan menambah tekanan pada pihak berwenang setempat.
Klitschko dan saudaranya Wladimir mengatakan, sekutu-sekutu Barat harus mempercepat pengiriman sistem pertahanan rudal ke Ukraina untuk menjatuhkan rudal-rudal Rusia.
Kiev menuduh Moskow menggelar serangan tanpa pandang bulu yang mengincar warga sipil dan infrastruktur penting. Menurut Ukraina, serangan-serangan itu untuk merusak pasokan listrik, air dan penghangat pusat di tengah musim dingin yang membekukan.
"Kami tidak berbicara tentang keruntuhan, tapi itu bisa terjadi kapan saja (karena) roket-roket Rusia dapat menghancurkan infrastruktur penting kami di Kiev," kata Vitali, Senin (16/1/2023).
Ia menambahkan, saat ini ibu kota Ukraina itu mengalami defisit energi sebesar 30 persen. "Saat ini cukup dingin di Ukraina sehingga hampir tidak mungkin kami hidup tanpa listrik dan penghangat," katanya.
"Situasinya sangat kritis, kami berjuang untuk bertahan hidup," katanya di sela pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.
Mantan juara tinju kelas berat Vitali dan Wladimir bagian dari delegasi usaha dan politik Ukraina yang menghadiri WEF tahun ini. "Penting untuk tidak ragu memberi kami senjata yang kami butuhkan, tapi mengirimnya lebih cepat lebih baik jika tidak kami akan terus kehilangan infrastruktu dan yang paling penting orang-orang terbaik kami," kata Wladimir.
Ia memperkirakan eskalasi di bagian utara Ukraina di perbatasan dengan Belarusia. Fokus delegasi Ukraina di Davos untuk menjabarkan dasar-dasar rekonstruksi dan menilai minat investasi di masa depan saat negara itu pulih dari perang.
"Hari ini kami berbicara tentang perang dan mengakhiri perang tanpa perasaan, tapi kami perlu memikirkan hari setelah hari besok," kata Vitali.
Kepala ekonom European Bank for Reconstruction and Development (EBRD), Beata Javorcik mengatakan prioritas utama internasional adalah membantu Ukraina melewati musim dingin dengan mempertahankan ekonominya sebanyak mungkin.
"Tantangannya adalah bahkan bila aktivitas militer terbatas pada geografi tertentu, kerusakan infrastruktur mempersulit bisnis untuk dapat berfungsi," katanya.
Tahun lalu EBRD berinvestasi senilai 1,7 miliar euro atau 1,8 miliar dolar untuk infrastruktur vital, energi dan transportasi di Ukraina. Diperkirakan perang menyusutkan perekonomian negara itu hampir sepertiganya.
Javorcik mengatakan, berlanjutnya perang dengan kecilnya prospek perdamaian. EBRD akan merevisi prediksi pertumbuhan tahun 2023 yang sebelumnya diperkirakan sebesar 8 persen.