REPUBLIKA.CO.ID, ASHGABAT -- Warga Turkmenbashi berbondong-bondong melaporkan kasus pencurian, termasuk di dalam masjid. Pencurian terjadi ketika mereka tengah melakukan sholat berjamaah di dalam masjid.
“Dugaan pencurian itu terjadi saat jamaah sedang mengikuti Sholat Jumat yang dilanjutkan dengan khutbah,” kata seorang pria tua, dilansir dari Radio Free Europe Radio Liberty, Senin (16/1/2023).
Jamaah dan imam di Turkmenbashi melaporkan insiden pencurian yang menjengkelkan di masjid agung di kota pesisir. Banyak dari jamaah masjid Agung kehilangan sepatu, dompet, dan ponsel saat mereka sedang sholat.
“Sepatu itu satu-satunya pasangan yang saya miliki," kata seorang jamaah.
Ini hanyalah salah satu dari maraknya kasus pencurian di Turkmenistan dan terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir di negara yang tertutup dan otoriter itu. Banyak orang Turkmen menyalahkan meningkatnya tingkat kejahatan karena krisis biaya hidup.
Departemen kepolisian daerah di Provinsi Balkan, menolak memberikan komentar atas peningkatan kasus pencurian itu. Tetapi seorang petugas polisi yang menolak menyebut namanya mengatakan lembaga penegak hukum telah mendaftarkan kejahatan serupa terjadi di beberapa masjid lain.
Otoritas Turkmenistan tidak merilis informasi apa pun tentang tingkat kejahatan. Sebagian besar media independen dilarang dari negara dan semua situs media sosial utama diblokir. Sulit untuk mendapatkan gambaran kehidupan yang sepenuhnya dapat diandalkan di lapangan.