Selasa 17 Jan 2023 13:27 WIB

Jokowi Targetkan Angka Stunting Turun di Bawah 14 Persen di 2024

Angka stunting di Indonesia terus mengalami penurunan sejak 2014

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Penurunan angka stunting di Indonesia. Ilustrasi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan penurunan angka stunting hingga di bawah 14 persen pada 2024.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Penurunan angka stunting di Indonesia. Ilustrasi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan penurunan angka stunting hingga di bawah 14 persen pada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan penurunan angka stunting hingga di bawah 14 persen pada 2024. Ia menyebut, angka stunting di Indonesia terus mengalami penurunan sejak 2014 lalu yang sebesar 37 persen menjadi 24 persen di 2021.

“Saya kira di 2022 ini berada di angka 21 (persen) kira-kira. Sudah turun memang drastis. Tapi target kita di tahun 2024 harus berada di bawah 14 persen. Bukan hal yang mudah,” kata Jokowi dalam sambutannya di Rakornas Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia di Bogor, Selasa (17/1/2023).

Baca Juga

Meskipun target penurunan stunting pada 2024 cukup tinggi, namun ia yakin angka tersebut bisa tercapai jika pemerintah bisa bekerja bersama-sama. Jokowi menyampaikan, tingginya angka stunting saat ini harus diwaspadai.

Sebab, Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030-2035 mendatang. Karena itu, sumber daya manusia (SDM) Indonesia juga harus dalam kondisi baik. “Kalau SDM-SDM kita tidak berada pada posisi yang ininya baik sehingga memiliki produktivitas baik, hati-hati bukan keuntungan yang kita dapat, tetapi ya akan memberikan beban yang besar kepada negara. Sehingga stunting harus menjadi target penyelesaian bagi pengembangan SDM Indonesia,” jelas Jokowi.

Jokowi menjelaskan, 23 persen penyumbang stunting yakni masalah bayi yang belum lahir atau masih dalam kandungan. Karena itu, ia menekankan pentingnya pemenuhan gizi pada ibu hamil. Kemudian 37 persen penyumbang stunting merupakan bayi setelah lahir. Menurut Jokowi, penyelesaian di fase ini lebih sulit.

“Perlu saya ingatkan pada saat intervensi masa kritis intervensi jangan diberikan makanan yang namanya ultra process, biskuit, bubur instan, hati-hati. Ini banyak dilakukan, ini keliru lho. Beri yang namanya protein-protein hewani yang tinggi zat besinya,” ujar Jokowi.

Selain itu, ia juga meminta daerah agar mengingatkan puskesmas serta posyandu untuk membantu calon ibu dan ibu yang memiliki balita. Jokowi juga mendorong perlunya menggunakan teknologi atau penggunaan platform aplikasi untuk memonitor kondisi masyarakatnya.

Presiden pun kemudian mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemkab Sumedang yang memanfaatkan platform teknologi untuk memonitor kondisi stunting masyarakatnya. Angka stunting di Kabupaten Sumedang tercatat mengalami penurunan drastis dari 32 persen pada 2019 menjadi 7 persen di 2022.

Sebab itu, Jokowi juga meminta Bupati Sumedang agar membantu daerah-daerah lainnya menurunkan angka stunting. “Platform aplikasi itu sangat penting untuk memonitor mereka pada kondisi seperti apa,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement