REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- Sebagai negara terpadat di dunia, China mengalami perlambatan secara signifikan dalam pertumbuhan populasi dan memasuki pertumbuhan negatif pada 2022, penurunan populasi terbesar dalam lebih dari enam dekade, menurut data nasional yang dirilis pada Selasa.
Total populasi China turun 850.000 pada tahun lalu, menurut Biro Statistik Nasional (NBS) dalam sebuah pernyataan.
"Pada akhir 2022, populasi nasional di angka 1.411,75 juta (termasuk populasi di 31 provinsi, daerah otonom, dan kotamadya), turun 0,85 juta dari akhir 2021," kata NBS.
Data tersebut tidak termasuk penduduk Hong Kong, Makau, dan Taiwan, serta orang asing yang tinggal di 31 provinsi, daerah otonom, dan kotamadya.
“Masyarakat tidak perlu terlalu khawatir, karena masalah utamanya adalah apakah populasi, struktur demografis, dan sistem industri cocok,” kata Direktur NBS Kang Yi menjawab pertanyaan tentang apakah populasi China akan terus menurun.
"Tren ini akan terus berlanjut," ujar dia.
"Pasokan tenaga kerja secara keseluruhan masih lebih besar dari permintaan. Itu tidak berarti bahwa begitu total populasi menurun dan bonus demografi hilang," kata Kang seperti dikutip harian Shanghai Daily.
“Penurunan jumlah penduduk China pada 2022 disebabkan oleh penurunan kelahiran baru yang terkait dengan penurunan intensi fertilitas, penundaan perkawinan dan persalinan serta penurunan wanita usia subur,” imbuh dia.
Ini merupakan rekor terbesar "pertama kali sejak 1950 kelahiran baru turun di bawah 10 juta dan tahun ketiga tingkat kelahiran negara itu turun di bawah 1 persen," lapor harian China Global Times.
China menyaksikan penurunan tingkat kelahiran secara nasional menjadi 6,77 kelahiran untuk setiap 1.000 orang tahun lalu – rekor terendah dan turun dari 7,52 pada tahun 2021. Ini adalah tingkat terendah sejak pencatatan sipil dimulai pada tahun 1949.
Data NBS menunjukkan jumlah kematian melebihi jumlah kelahiran tahun lalu, sehingga terjadi penurunan jumlah penduduk dari 1,4126 miliar pada 2021 menjadi 1,4118 miliar pada tahun lalu.
Pada 2022, angka kematian tercatat sebesar 7,37 per seribu orang sehingga angka pertumbuhan nasional negatif 0,6 per seribu orang.
Data mengungkapkan bahwa 9,56 juta bayi lahir tahun lalu, turun 9,98 persen dari sebelumnya 10,62 juta.