Selasa 17 Jan 2023 20:10 WIB

Festival Cap Go Meh 2574 di Padang Jadi Bukti Sumbar Toleran

Festival Cap Go Meh 2574 didukung penuh Pemprov Sumbar

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Festival Cap Gomeh 2574 sudah mulai dilaksanakan Kota Padang sejak Rabu (11/1/2023) kemarin. Festival ini akan berlangsung sampai hari pada puncak pada Ahad (5/2/2023) nanti. Festival Cap Gomeh akan berisi rangkaian acara yang menampilkan kebudayaan komunitas etnis Tionghoa.
Foto: republika/Febrian Fachri
Festival Cap Gomeh 2574 sudah mulai dilaksanakan Kota Padang sejak Rabu (11/1/2023) kemarin. Festival ini akan berlangsung sampai hari pada puncak pada Ahad (5/2/2023) nanti. Festival Cap Gomeh akan berisi rangkaian acara yang menampilkan kebudayaan komunitas etnis Tionghoa.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Festival Cap Gomeh 2574 sudah mulai dilaksanakan Kota Padang sejak Rabu (11/1/2023) kemarin. Festival ini akan berlangsung sampai hari pada puncak pada Ahad (5/2/2023) nanti. Festival Cap Gomeh akan berisi rangkaian acara yang menampilkan kebudayaan komunitas etnis Tionghoa. 

Panitia Cap Go Meh Padang, Albert Hendra Lukman, mengatakan penyelenggaraan Cap Go Meh tahun ini adalah yang pertama pasca pandemi covid-19. Kali ini penyelenggaraan Cap Go Meh di Padang menurut Albert untuk menunjukkan ke publik bahwa Provinsi Sumatra Barat punya kemajemukan dan toleransi terhadap perbedaan.

“Kami ingin tunjukkan kemajemukan di Kota Padang ini,” kata Albert, di Padang, Selasa (17/1/2023).

Albert menyebut tidak hanya kebudayaan Tionghoa yang akan ditampilkan pada Festival Cap Go Meh 2574 ini. Tapi juga ada budaya lain di Nusantara seperti budaya Minang, Bali dan lain-lain. Sehingga Cap Go Meh juga dapat menjadi kirab budaya nusantara.

Albert menilai masyarakat Tionghoa di Padang bukanlah komunitas yang eksklusif. Mereka ingin memberi tahu masyarakat banyak bahwa komunitas Tionghoa terbuka untuk khalayak umum.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Sumatra Barat, Luhur Budianda, mengatakan penyelenggaraan Cap Go Meh di Padang didukung penuh oleh Pemprov Sumbar. Budi menginginkan perayaan Cap Go Meh di Padang sebagai ajang pembuktian kalau Sumbar adalah provinsi yang toleran.

“Ada survei yang menyebutkan Sumbar provinsi intoleran. Padahal Sumbar sangat toleran. Kita di sini dengan kemajemukan tentram-tentram saja selama ini,” ujar Budi.

Selain itu, Budi juga berharap Festival Fap Go Meh juga mampu memberi daya tarik wisatawan untuk datang ke Sumbar. Menurut Budi, daya tarik wisata di sebuah daerah bukanlah alam yang indah saja. Tapi kekayaan budaya yang ada di dalamnya.

“Kita mengangkat tradisi masyarakat Tionghoa yang ada di Sumatra Barat. Untuk menarik minat wisatawan. Orang berwisata bukan karena alam. Tapi karena budayanya. Karena wisata alam yang indah ada di mana-mana,” ujar Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement