REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Meminta perlindungan Allah SWT dari godaan setan (istiadzah) merupakan salah satu ajaran Islam yang utama.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Mu’minun ayat 97-98 sebagai berikut:
وَقُلْ رَّبِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزٰتِ الشَّيٰطِيْنِ. وَاَعُوْذُ بِكَ رَبِّ اَنْ يَّحْضُرُوْنِ
“Dan katakanlah, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan, dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku.”
Ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi telah menjelaskan hikmah istiadzah dalam bukunya yang bejudul Al-Lama'at terbitan Risalah Nur Press.
Menurut Nursi, meskipun setan tidak turut campur dalam masalah penciptaan dalam kehidupan, Allah SWT dengan rahmat dan perlindungan-Nya membantu para pencinta kebenaran.
Indahnya kebenaran beserta kebaikannya pun memperkokoh dan memotivasi mereka. Kesesatan beserta keburukannya membuat orang-orang sesat dimusuhi.
Oleh karena itu, apa hikmah dari kemenangan golongan setan terhadap manusia dalam banyak hal? Apa rahasia dari permohonan perlindungan pencinta kebenaran kepada Allah dari godaan setan setiap saat?
Nursi pun menjelaskan hikmah dan rahasianya. Pada umumnya, menurut Nursi, kesesatan dan keburukan adalah suatu kenegatifan, perusakan dan penghancuran serta bersifat nihil. Sedangkan hidayah (petunjuk) dan kebaikan bersifat positif, memperbaiki, membentuk, dan membangun.
“Seperti kita ketahui, bahwa suatu bangunan yang didirikan dua puluh orang dalam dua puluh hari bisa saja dihancurkan satu orang dalam sehari!,” kata Nursi.
Menurut Nursi, berfungsinya seluruh anggota tubuh utama manusia adalah syarat berlangsungnya kehidupan manusia tersebut meskipun tetap terikat dengan qudrah dari Allah SWT terkecuali ketika manusia mati, yang merupakan suatu ketiadaan, dan jika salah satunya tidak dirusak orang zalim.
Dalam hal ini berlaku pepatah “menghancurkan lebih mudah daripada membangun dan memelihara.”
Inilah rahasianya mengapa kadang-kadang golongan sesat dengan tipu dayanya yang sebenarnya lemah dapat mengalahkan golongan orang-orang yang benar.
Namun, menurut Nursi, para pecinta kebenaran memiliki benteng yang kokoh untuk berlindung dan mempertahankan diri.
“Oleh karena itu, musuh tidak berani mendekati mereka dan tidak dapat mencelakakan mereka (para pecinta kebenaran),” kata Nursi.
Meskipun beberapa dapat menimpa mereka dalam sesaat, lanjut Nursi, namun kemenangan dan pahala abadi yang menunggu mereka berupa kabar gembira dalam Alquran dapat mengusir pengaruh keburukan tersebut.
Benteng kokoh itu adalah syariat Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW. Kabar gembira yang dimaksud Nursi dalam Alquran tersebut, yaitu:
وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ “Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS al-A’raf [7]: 128).