REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut perang Rusia dan Ukraina belum mengkhawatirkan. Meskipun begitu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan, perkembangan geopolitik termasuk perang Rusia-Ukraina menjadi tantangan tersendiri.
"Bisa dikatakan pemikiran kita bahwa Indonesia itu bisa kita katakan merupakan suatu negara yang punya extra ordinary performance ya," kata Dian dalam Webinar OJK Institute Tren Perbankan 2023, Selasa (17/1/2023).
Dian menuturkan, terdapat sejumlah indikator positif menjadi bekal yang cukup bagi Indonesia menghadapi 2023. Dian mengungkapkan, kinerja perbankan yang dilihat dari berbagai indikator keuangan sudah menunjukkan kemajuan yang sangat luar biasa.
"Kita lihat fungsi intermediasi juga tumbuh dengan sangat tinggi ini sudah melampaui angka 11 persen atau 11,16 persen," ujar Dian.
Lalu juga juga penghimpunan dana pihak ketiga juga sudah melampaui angka delapan persen atau sekitar 8,7 hingga 8,8 persen. Dia menilai, hal tersebut mampu merefleksikan kinerja perbankan Indonesia sudah bisa melampaui pra krisis.
Belum lagi rasio keuanga lain yang menurut Dian cukup menggembirakan. "Kita melihat bahwa penurunan rasio NPL dan LAR juga demikian, turun menjadi 0,75 persen dan 15,20 persen jika dibandingkan tahun lalu. Juga begitu dengan peningkatan pencadangan juga sebesar 71,69 persen," jelas Dian.
Jika dilihat dari rasio keuangan lainnya, Dian mengatakan juga masih memadai dan dan dalam kondisi baik. Salah satuhya yakni rasio kecukupan modal masih di atas 25 persen dan BOPO juga turun menjadi 77,51 persen serta ROA naik 2,47 persen.