REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Jenderal Angkatan Bersenjata Ukraina Valeriy Zaluzhnyi mengatakan, ia menyampaikan "kebutuhan mendesak" pasukannya untuk menghadapi invasi Rusia. Hal ini ia sampaikan pada Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerikan Serikat (AS) Jenderal Mark Milley di Polandia.
Ukraina ingin mengamankan tank-tank tempur modern dari negara-negara Barat. Kiev berharap dapat menggunakannya untuk mengusir pasukan Rusia dari wilayah selatan dan timur.
"Saya menguraikan kebutuhan mendesak Angkatan Bersenjata Ukraina, pemenuhannya akan mempercepat kemenangan kami," kata Zaluzhnyi dalam unggahannya di aplikasi kirim pesan Telegram, Selasa (17/1/2023).
Dalam wawancara dengan The Economist bulan Desember lalu Zaluzhnyi mengatakan, ia membutuhkan 300 tank, sekitar 600 sampai 700 kendaraan tempur infantri, dan 500 howitzers untuk membantu pasukannya mengusir Rusia.
"Saya tahu saya dapat mengalahkan musuh ini, tapi saya membutuhkan sumber daya," katanya.
Sejauh ini AS merupakan pemasok militer terbesar Ukraina sejak perang dimulai. Sekutu-sekutu Barat dijadwalkan bertemu di Pangkalan Udara militer AS di Jerman untuk menyampaikan janji bantuan militer ke Ukraina, dengan fokus penyediaan tank tempur modern.
Tank Leopard dari Jerman yang dimiliki angkatan darat di seluruh Eropa merupakan opsi yang paling memungkinkan untuk dikirimkan dalam jumlah besar. Namun, tank itu tidak bisa diekspor ke Ukraina tanpa persetujuan dari Berlin.
Dalam pernyataannya, Zaluzhnyi mengatakan, ia berterima kasih pada Milley atas "dukungan dan bantuan tak tergoyahkan yang diberikan Amerika Serikat dan sekutunya pada Ukraina."