Rabu 18 Jan 2023 10:43 WIB

Pemukim Israel Serang Turis Asing dan Warga Palestina Saat Mendaki di Tepi Barat

Korban mengalami luka-luka setelah dipukuli menggunakan pentungan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Para pengunjuk rasa Palestina menyaksikan pasukan Israel selama bentrokan setelah demonstrasi menentang pemukiman Israel di tanah desa Kafr Qadoum, dekat kota Nablus, Tepi Barat, 23 September 2022. Pemukim Israel Serang Turis Asing dan Warga Palestina Saat Mendaki di Tepi Barat
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Para pengunjuk rasa Palestina menyaksikan pasukan Israel selama bentrokan setelah demonstrasi menentang pemukiman Israel di tanah desa Kafr Qadoum, dekat kota Nablus, Tepi Barat, 23 September 2022. Pemukim Israel Serang Turis Asing dan Warga Palestina Saat Mendaki di Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Sekelompok pemukim Israel menyerang dan melukai pejalan kaki Palestina dan turis asing saat mereka berjalan di jalan setapak di Tepi Barat yang diduduki pada Jumat (13/1/2023). Para korban mengalami luka-luka setelah dipukuli menggunakan pentungan dan benda lain.

Dilansir dari Middle East Eye, Sabtu (14/1/2023), lengan seorang warga negara Italia retak dan memar, sementara yang lain menderita luka bakar saat pemukim menyemprotkan gas merica ke wajah mereka dan menggunakan untuk memukul mereka, jelas kantor berita Palestina Wafa.

Baca Juga

Samira, seorang warga negara Italia yang menjadi bagian dari tur tersebut, mengatakan kepada surat kabar Israel Haaretz bahwa enam orang terlibat dalam serangan di dekat kota Al Auja, sebelah Utara Jericho. Sejauh ini, belum ada yang ditangkap.

"Ketika kami mendekati akhir, pemukim tiba dengan pentungan dan semprotan merica. Mereka mencegah kami untuk terus berjalan dan mulai menyerang kami," kata Samira kepada Haaretz.

Para penyerang juga mengancam akan membunuh para wisatawan, kata Wafa. Setelah dua jam menunggu kedatangan pasukan Israel, kelompok yang terdiri dari sekitar 40 pejalan kaki, termasuk warga negara Amerika, Prancis, dan Italia, akhirnya diantar ke bus mereka.

Serangan pemukim di Tepi Barat terhadap warga Palestina dan orang asing, termasuk aktivis perdamaian Israel, adalah hal biasa. Menurut PBB, kekerasan pemukim terus meningkat dari tahun ke tahun sejak 2016.

Pada 2022, setidaknya 755 serangan oleh pemukim dicatat oleh PBB, 161 di antaranya menyebabkan korban jiwa dan 594 menyebabkan kerusakan properti, termasuk kerusakan lebih dari 13.130 pohon zaitun milik Palestina.

Kekerasan yang dilakukan oleh pemukim meliputi penggunaan api, serangan fisik, serangan pembakaran dan pencabutan pohon zaitun. Pemukim diduga membunuh sedikitnya lima warga Palestina tahun lalu, termasuk Ali Hasan Harb (28 tahun) yang ditikam sampai mati saat secara damai menolak serangan pemukim di tanah pribadi Palestina di Salfit.

Pakar PBB menuduh otoritas Israel terlibat dalam kekerasan pemukim. "Pemukim Israel bersenjata dan bertopeng menyerang warga Palestina di rumah mereka, menyerang anak-anak dalam perjalanan ke sekolah, menghancurkan properti dan membakar kebun zaitun, dan meneror seluruh komunitas dengan impunitas penuh," jelasnya.

"Suatu fakta yang mengganggu dari pasukan Israel adalah mereka sering memfasilitasi, mendukung dan berpartisipasi dalam serangan pemukim, membuat sulit untuk membedakan antara pemukim Israel dan kekerasan negara," tambahnya.

Saat ini, ada hampir 700 ribu pemukim tinggal di lebih dari 250 permukiman dan pos terdepan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Suatu keadaan dan tindakan yang melanggar hukum internasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement