REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Beberapa organisasi bantuan telah memulihkan operasi mereka di Afghanistan, setelah mereka menerima jaminan dari otoritas Taliban bahwa perempuan dapat bekerja di bidang tertentu seperti kesehatan. Pada Desember lalu, Taliban mengeluarkan perintah larangan mempekerjakan staf perempuan di organisasi nonpemerintah (LSM).
Komite Penyelamatan Internasional (IRC), Save the Children dan CARE mengatakan, mereka kembali mengoperasikan beberapa program, terutama di bidang kesehatan dan nutrisi. Sebelumnya Taliban melarang staf perempuan bekerja di LSM asing karena mereka tidak mematuhi interpretasi Taliban tentang aturan berpakaian Islami.
Banyak LSM menghentikan operasi sebagai tanggapan atas larangan itu. Para LSM mengatakan, mereka membutuhkan pekerja perempuan untuk menjangkau penduduk perempuan di negara konservatif itu.
“Pekan lalu, Kementerian Kesehatan Masyarakat menawarkan jaminan bahwa staf kesehatan wanita, dan mereka yang bekerja sebagai pendukung kantor, dapat kembali bekerja. Berdasarkan kejelasan ini, IRC telah memulai kembali layanan kesehatan dan gizi melalui tim kesehatan statis dan kami bergerak di empat provinsi,” kata juru bicara IRC, Nancy Dent, dilaporkan Aljazirah, Selasa (17/1/2023).
Seorang juru bicara dari Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan mengatakan kepada kantor berita Reuters, mereka belum menghentikan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan. “Karena kesalahpahaman, mereka menghentikan layanan kesehatan dan sekarang mereka telah memulai kembali layanan kesehatan mereka,” katanya.
Save the Children telah memulai kembali sebagian kecil operasinya di bidang kesehatan, nutrisi dan beberapa program pendidikan. Save the Children telah menerima panduan dari pihak berwenang Taliban bahwa pekerja perempuan dapat beroperasi dengan aman. Tetapi Taliban memperingatkan ruang lingkup pekerja perempuan sangat terbatas.
"Kami telah menerima jaminan yang jelas dan dapat diandalkan dari otoritas terkait bahwa staf wanita akan aman dan dapat bekerja tanpa hambatan. Namun dengan larangan yang masih berlaku, aktivitas kami yang lainnya tetap ditangguhkan," ujar pernyataan Save the Children.
Ratusan LSM berperan penting dalam mengatasi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Setengah dari 38 juta orang Afghanistan mengalami kelaparan dan tiga juta anak berisiko kekurangan gizi.
Masyarakat internasional telah mendesak Taliban membatalkan aturan pelarangan perempuan di sektor bantuan. Juru bicara Kementerian Ekonomi di bawah Taliban, Abdul Rahman Habib, mengatakan, perempuan diizinkan bekerja di sektor kesehatan.
“Kami membutuhkan mereka untuk mendukung anak-anak kurang gizi dan perempuan lain yang membutuhkan layanan kesehatan. Mereka (staf wanita) bekerja sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya kami," ujar Rahman Habib.