REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, produksi perikanan tangkap sekaligus ekspor perikanan Jatim tercatat menjadi yang tertinggi di Indonesia pada 2022. Berdasarkan data Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPMHP) ekspor komoditas perikanan Jawa Timur mencapai 381.477 ton atau senilai 2.602.492. 056 dolar AS.
"Komoditas unggulan ekspor yaitu udang mencapai 84.582,49 ton, dan ikan tuna dengan total ekspor 54.195,79 ton," ujar Khofifah, Rabu (18/1/2023).
Khofifah melanjutkan, berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan, total produksi perikanan tangkap di Jawa Timur sepanjang 2022 mencapai 598.317 ton. Komoditas unggulan perikanan tangkap di Jatim ada dua. Yaitu, ikan tongkol dengan hasil produksi mencapai 64.947,80 ton, dan ikan lemuru dengan hasil produksi 70.284,83 ton.
Khofifah melanjutkan, untuk produksi perikanan budidaya di Jawa Timur total produksinya mencapai 1.313.745,14 ton. "Kalau produksi perikanan budidaya, kita berada di peringkat ketiga. Di bawah Sulawesi Selatan dengan total produksi mencapai 3.077.497,40 ton dan Nusa Tenggara Timur dengan total produksi 1.403.093,35 ton," kata Khofifah.
Khofifah menjelaskan, terdapat tiga jenis komoditas unggulan perikanan budidaya di Jawa Timur yang mencapai hasil produksi paling tinggi. Ketiga komoditas tersebut ialah bandeng dengan capaian produksi sebesar 170.319 ton, lele dengan capaian produksi sebesar 136.435,89 ton, dan udang vannamei dengan capaian produksi sebesar 103.949,74 ton.
Menurut Khofifah, capaian ini menjadi awal yang baik bagi momentum pemulihan perekonomian masyarakat Jawa Timur setelah meredanya Covid-19. Sekaligus menjadi modal utama bagi realisasi program prioritas peningkatan kemandirian pangan di 2023.
"Insya Allah program prioritas peningkatan kemandirian pangan yang dicanangkan bisa terealisasi di 2023 berseiring dengan peningkatan kesejahteraan nelayan," ujarnya.