Rabu 18 Jan 2023 14:12 WIB

Lembaga Keuangan Islam Global Kumpulkan Rp 2,2 Triliun untuk Pembiayaan Negara Tertinggal

Penerima manfaat yakni Burkina Faso, Gambia, Mali, Senegal, Sierra Leone, Togo, Chad.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Kementerian Agama (Kemenag), Bank Indonesia, dan Islamic Development Bank (IsDB) menyelenggarakan side event G20 Presidency di Nusa Dua Convention Center, Denpasar, Kamis (14/7/2022).
Foto: Kemenag
Kementerian Agama (Kemenag), Bank Indonesia, dan Islamic Development Bank (IsDB) menyelenggarakan side event G20 Presidency di Nusa Dua Convention Center, Denpasar, Kamis (14/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) bersama Islamic Solidarity Fund for Development (ISFD), meneken kerja sama Program Dukungan Pembiayaan Perdagangan untuk negara-negara anggota kurang berkembang (LDMC) yang terkena dampak Covid-19 dan krisis ketahanan pangan.

Keduanya merupakan anggota kelompok Bank Pembangunan Islam (IsDB).

Baca Juga

Seperti dilansir dari African Business, Rabu (18/1/2023), program itu menyediakan 150 juta dolar AS untuk memenuhi kebutuhan LDMC setelah pandemi dan meningkatnya tantangan ketahanan pangan untuk membantu memperkuat ketahanan mereka.

Disaksikan oleh IsDB President dan Group Chairman, H.E. Dr. Muhammad Al Jasser, Perjanjian Mudharabah senilai 150 juta dolar AS ditandatangani antara CEO ITFC, Eng. Hani Salem Sonbol, dan Direktur Jenderal ISFD, Dr. Hiba Ahmed.

President dan Group Chairman IsDB, Muhammad Al Jasser, menyebut perjanjian tersebut merupakan buah dari upaya kolaboratif dalam prinsip Satu Kelompok untuk memenuhi kebutuhan negara-negara anggota Grup IsDB, terutama di saat-saat sulit.

"Penandatanganan perjanjian Mudaraba ini datang pada waktu yang tepat untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan negara-negara anggota kami yang paling kurang berkembang, untuk mengurangi dampak COVID-19 dan krisis ketahanan pangan," ujarnya menambahkan.

Program tersebut, sejalan dengan Program Kesiapsiagaan dan Respons Strategis (SPRP) IsDB yang komprehensif dan Program Respons Ketahanan Pangan Grup IsDB (FSRP) untuk memenuhi kebutuhan LDMC akan pasokan medis dan makanan melalui pembiayaan perdagangan berdaulat.

Kolaborasi itu juga bertujuan untuk memberikan dukungan keuangan kepada usaha kecil dan menengah (UKM), yang menjadi tulang punggung ekonomi banyak negara anggota IsDB. Terutama yang terkena dampak krisis global.

Penerima manfaat awal dari program ini adalah Benin, Burkina Faso, Gambia, Mali, Senegal, Sierra Leone, Togo, Chad, Komoro, Djibouti, Mauritania, dan Uganda.

Chief Executive Office ITFC, Hani Salem Sonbol mengatakan, perjanjian mudharabah itu merupakan tonggak penting dari kolaborasi inovatif antara kedua entitas dan mewakili sinergi yang berhasil dalam Grup IsDB untuk bergandengan tangan guna memenuhi kebutuhan mendesak negara anggota.

"Dengan perjanjian ini, ISFD dan ITFC berencana untuk mendukung negara-negara anggota IsDB Group yang Terbelakang dalam upaya mereka untuk mengurangi dampak krisis yang baru-baru ini terjadi seperti ketahanan pangan dan pandemi  di bawah visi One Group One Goal," kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal ISFD, Hiba Ahmed, menyatakan bantuan itu menghadirkan pendekatan inovatif. Terutama dalam menangani kemiskinan yang merupakan persyaratan untuk memperkuat ketahanan ekonomi negara-negara anggota melalui pemberdayaan kaum muda, perempuan, dan UMKM.

Baca juga : Wajib Halal 2024, Pengusaha Daging: Sejak 1970 Kami Sudah Jalankan Syariat Islam

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement