Longsor, Jalan Arjuna Ungaran Terancam Putus Permanen
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Kondisi jalan Arjuna yang terputus total di wilayah Dusun bandungan, Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Rabu (18/1/2023). Jalur penghubung Kecamatan Ungaran Timur dengan Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak ini terputus akibat dampak pergerakan tanah dan longsor. | Foto: Republika/Bowo Pribadi
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Ruas Jalan Arjuna yang terputus akibat pergerakan tanah dan longsor di lingkungan Dusun Bandungan, Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang terancam putus permanen.
Dampak lainnya, area longsor yang ada di wilayah Dusun Bandungan saat ini juga masih berpotensi meluas dan kian mengancam pemukiman warga, akibat proses pergerakan tanah yang belum sepenuhnya stabil.
"Hasil kajian Tim Departemen Teknik Geologi Universits Diponegoro (Undip), dampak pergerakan tanah masih berpotesi meluas dalam radius 100 meter dari titik longsor yang ada saat ini," ungkap Kepala Desa (Kades) Kalongan, Yarmuji, di lokasi longsor, Rabu (18/1/2023).
Artinya, kata Yarmuji, belasan rumah warga yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi longsor (Jalan Arjuna) ini juga berpotensi terdampak. "Hasil kajian ini pun juga telah kami sosialisasikan kepada warga kami," katanya.
Yarmuji mengungkapkan, dokumen hasil kajian terhadap gerakan tanah di Dusun Bandungan oleh Tim Departemen Teknik Geologi Undip telah keluar. Hasil tersebut juga telah disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang.
Pemerintah Desa (Pemdes) Kalongan juga telah menerima salinannya. Beberapa saran dari hasil kajian ini pun telah diampaikan, di antaranya adalah saran agar jalur Jalan Arjuna dialihkan dengan mengindari lokasi longsor ini.
Karena proses pergerakan tanah masih akan berlangsung sampai menemukan fase kestabilan. "Makanya hujan dalam beberapa hari saja mengakibatkan dimensi area longsor semakin bertambah, Makanya disarankan untuk mengalihkan jalur Jalan Arjuna ini," katanya.
Masih dari hasil kajian tersebut, lanjut Yarmuji, pergerakan tanah di Dusun Bandungan ini tergolong cukup dalam dengan cakupan dampak cukup luas, mencapai 16 hektare.
Adapun panjang kerusakan jalan yang rusak sudah mencapai 200 meter dengan kedalaman lebih dari 50 meter. Artinya dari sisi volume, maupun ruang lingkup dampak pergerakan tanah ini sudah semakin luas dan berat, sehingga hasil mitigasi pembanguna jalan ini sangat tinggi.
Sehingga jika dibandingkan dengan kajian sisi ekonomi dan sosialnya tidak sesuai, termasuk pertimbangan urgensinya. "Maka direkomendasikan agar jalur jalan dialihkan menghindari area dampak pergerakan tanah ini," katanya menegaskan.
Sebagai antisipasi jangka pendek, masih kata Yarmuji, Pemkab Semarang telah membangun jalur alternatif untuk menghindari akses jalan yang terputus total ini.
Yakni jalur Jalan Arjuna-Jalan Bima (yang telah dilebarkan dan ditingkatkan kualitasnya)-Jalan Nakula dan ke Jalan Bima kembali. "Alhamdulillah, saat ini akses tersebut sudah bisa dilalui masyarakat dengan peningkatan kualitas yang sudah dilakukan," ujarnya.
Seperti diketahui, Jalan Arjuna selama ini menjadi jalur utama akses penghubung Kecamatan Ungaran Timur (Kabupaten Semarang) dengan Kecamatan Mranggen (Kabupaten Demak).
Pada 19 Februari 2022, terjadi pergerakan tanah yang menyebabkan sebagian badan jalan Arjuna ini longsor dan beberapa bagian terlihat badan jalan yang amblas akibat dampak pergerakan tanah tersebut.
Pada Ahad (15/1/2023) kembali terjadi pergerakan tanah dan mengakibatkan area longsor meluas hingga jalan ini terputus total, seiring dengan pengaruh intensitas hujan yang cukup lebat.