Kamis 19 Jan 2023 00:55 WIB

India Salip China Sebagai Negara dengan Penduduk Terbanyak di Dunia

Populasi India 2022 mencapai 1,417 miliar jiwa, sementara China 1,412 miliar jiwa

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
India dilaporkan telah menyalip China sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Foto: AP Photo/ R S Iyer
India dilaporkan telah menyalip China sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – India dilaporkan telah menyalip China sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. India diprediksi akan menjadi ekonomi utama dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Menurut data World Population Review (WPR), sebuah organisasi independen yang berfokus pada sensus dan demografi, populasi India pada akhir 2022 mencapai 1,417 miliar jiwa. Sementara populasi China menurut WPR, adalah 1,412 miliar jiwa. China mengalami penurunan jumlah penduduk perdana sejak dekade 1960-an.

Baca Juga

Merujuk pada penghitungan atau data WPR, India memiliki sekitar 5 juta penduduk lebih banyak dibandingkan Negeri Tirai Bambu. Menurut WPR, populasi India per Rabu (18/1/2023), telah meningkat menjadi 1,423 miliar orang. Meski pertumbuhan penduduknya cenderung melambat, WPR memprediksi, India akan terus mengalami peningkatan hingga setidaknya 2050.

Sementara itu, total jumlah penduduk India menurut penghitungan oleh Macrotrends adalah 1,428 miliar jiwa. Jumlah itu justru lebih besar lagi dibandingkan data WPR. India tak mempublikasikan data sensus per satu dekade pada 2021. Mereka menunda proses sensus akibat pandemi Covid-19.

Dilaporkan Bloomberg, separuh populasi India berusia di bawah 30 tahun. Itu akan menjadi modal India untuk menjadi ekonomi utama dunia. India pun diprediksi akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di tingkat global.

Untuk memanfaatkan keuntungan demografis secara maksimal, Perdana Menteri India Narendra Modi perlu menciptakan lapangan pekerjaan bagi jutaan warganya yang memasuki dunia kerja setiap tahunnya. Hal itu karena penduduk mulai secara perlahan meninggalkan pertanian.

Keputusan India membatasi masa jabatan tentara di angkatan bersenjata menjadi empat tahun pada 2022 lalu menggambarkan tekanan pada pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja dan membayar tunjangan pensiun. Modi, yang akan mencalonkan diri kembali pada Mei 2024, telah mendorong untuk meningkatkan pangsa manufaktur dalam ekonomi menjadi 25 persen dari yang saat ini sebesar 14 persen.

“Agenda pertumbuhan berbasis luas untuk mendorong pekerjaan lintas sektor pada dasarnya adalah apa yang dibutuhkan,” kata Sonal Varma, ekonom Nomura Holdings Inc.

Dia mencatat, selain sektor jasa, proyek infrastruktur dan manufaktur padat karya dapat menciptakan peluang tersebut. "Dan kami melihat blok bangunan awal yang pada dasarnya diterapkan,” ucap Varma.

Terlepas dari pertumbuhan ekonomi India yang pesat sebelum pandemi Covid-19 dan pemulihannya yang relatif kuat, sekitar 800 juta orang di sana masih mengandalkan jatah makanan gratis dari pemerintah. India menempati posisi teratas sebagai negara yang menjalankan program sosial jenis tersebut dengan penerima manfaat sebanyak itu.

Untuk saat ini, India, yang merupakan ekonomi terbesar ketiga di Asia, sedang berswasembada dalam produksi pangan. Ia adalah produsen beras, gandum, dan gula terbesar kedua. Sebagai pasar, India, dengan kelas menengahnya yang berkembang, adalah konsumen gula terbesar, sekaligus menjadi importir utama minyak nabati. India juga adalah konsumen emas dan baja terbesar kedua dan pembeli minyak mentah terbesar ketiga. Selain itu, India juga rumah bagi pasar penerbangan domestik terbesar ketiga di dunia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement