Rabu 18 Jan 2023 15:33 WIB

Belum Sebulan 2023, BNPB Catat Ada 81 Kali Kejadian Bencana

Kepala BNPB sebut kejadian bencana terjadi hampir tiap hari di awal 2023

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto (kiri). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 81 kali kejadian bencana terjadi di awal tahun 2023. Kejadian bencana tersebut diantaranya gempa bumi dua kali, cuaca ekstrem 37 kejadian, banjir 19, tanah longsor 13, kebakaran hutan dan lahan tujuh, dan gelombang pasang tiga.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto (kiri). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 81 kali kejadian bencana terjadi di awal tahun 2023. Kejadian bencana tersebut diantaranya gempa bumi dua kali, cuaca ekstrem 37 kejadian, banjir 19, tanah longsor 13, kebakaran hutan dan lahan tujuh, dan gelombang pasang tiga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 81 kali kejadian bencana terjadi di awal tahun 2023. Kejadian bencana tersebut diantaranya gempa bumi dua kali, cuaca ekstrem 37 kejadian, banjir 19, tanah longsor 13, kebakaran hutan dan lahan tujuh, dan gelombang pasang tiga.

"Hari ini baru tanggal 18 Januari 2023, tetapi sudah terjadi 81 kali bencana, dengan kata lain memang setiap hari di negara kita ini terjadi bencana 4/5 kali bencana," ujar Kepala BNPB Letjen TNI TNI Suharyanto saat Rapat Kerja BNPB dengan Komisi VIII DPR RI yang disiarkan secara daring, Rabu (18/1/2023).

Suharyanto mengatakan, bencana yang terjadi di awal 2023 ini didominasi bencana hidrometeorologi basah. Suharyanto mengatakan, bahkan di awal tahun ini banjir cukup signifikan terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah.

"Hampir seluruh kabupaten kota di sana alami banjir pada saat awal tahun kemudian juga Sulawesi Selatan, 20 kabupaten kota juga banjir dan masih banyak di tempat-tempat lainnya," ujar Suharyanto.

Baca juga : TGB Zainul Majdi Bertekad untuk Bangun Aceh

Sementara, BNPB mencatat ada 3.542 kejadian bencana yang terjadi di Indonesia pada 2022. Secara keseluruhan kejadian 3.542 bencana pada 2022 juga didominasi bencana hidrometeorologi basah yakni banjir 1.530, cuaca ekstrem 1.067, tanah longsor 634, Karhutla 252, gelombang pasang dan abrasi 26, kekeringan empat, gempa bumi 28 erupsi dan gunung api 1.

Jika dibandingkan sebelumnya, jumlah ini mengalami penurunan yakni ada lebih dari 5 ribu bencana pada 2021.

Namun demikian, dari sisi dampak dan kerugian justru mengalami peningkatan.

"Apabila dibandingkan dengan tahun 2021 memang dari segi kuantitas jumlah ini mengalami penurunan, kalau kita lihat dampaknya baik itu dampak kerusakan rumah, fasilitas infrastruktur maupun kerugian jiwa di tahun 2022 ini mengalami peningkatan," kata Suharyanto.

Dalam catatan BNPB, korban meninggal akibat bencana pada 2023 yakni 857 meninggal dunia, 46 hilang, 5juta orang lebih mengungsi dan 8.726 luka-luka. Sementara dampak kerusakan ada 95.324 rumah rusak, 1.980 fasilitas rusak, 163 perkantoran dan 342 jembatan.

Baca juga : Simak Rekomendasi Saham Cuan untuk Trading Hari Ini

Suharyanto mencontohkan, gempa bumi di Cianjur dengan kekuatan 5,6 Magnitudo pada akhir Tahun 2022 telah meluluhlantakkan beberapa kecamatan.

"Apalagi tadi Bapak ketua juga menyampaikan di akhir tahun kemarin, juga terjadi bencana yg cukup besar yaitu bencana Cianjur, meskipun kekuatannya 5,6 skala richter tetapi karena kedalamannya juga cukup dangkal 10 km dan berada di darat sehingga dampak yang terjadi juga cukup signifikan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement