Bentuk Empati, Pembatik di Malang Ciptakan Batik Kanjuruhan Disaster
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Pembatik di Kota Malang mengenalkan batik Kanjuruhan Disaster di acara UMKM Mini Expo, Kota Malang, Rabu (18/1/2023). Hasil penjualan batik ini akan diperuntukkan bagi korban tragedi Kanjuruhan. | Foto: Republika/Wilda Fizriyani
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ada banyak cara untuk menyampaikan rasa empati kepada korban tragedi Kanjuruhan. Salah satunya bisa dilakukan dengan menghasilkan karya batik.
Batik Lintang termasuk salah satu produsen di Malang yang menghasilkan batik khusus untuk menyampaikan empati atas tragedi Kanjuruhan. Batik dengan jenis tulis tersebut dinamakan Kanjuruhan Disaster.
"Kita lelang hanya satu. Tidak akan bikin lagi karena untuk bikinnya butuh energi lebih," kata Manajer Pemasaran Batik Lintang, Dwi Indra, kepada Republika di acara UMKM Mini Expo Kota Malang, Rabu (18/1/2023).
Pria disapa Indra ini mengatakan, proses pembuatan batik Kanjuruhan Disaster berlangsung sekitar satu bulan. Awalnya, Indra, dan para perajin sempat ragu untuk membuat batik tersebut.
Namun dengan penuh keyakinan, dia dan para perajin pun akhirnya mampu menghasilkan batik berbahan primis tersebut. Berdasarkan pengamatan, warna dasar kain batik Kanjuruhan Disaster bernuansa biru.
Kemudian juga terlihat cap tangan yang menurut Indra bermakna permintaan tolong dari para korban tragedi Kanjuruhan. Lalu terdapat logo Singa Arema FC berbentuk tengkorak yang menunjukkan bahwa para korban telah mati.
Di samping itu, terdapat warna merah yang bermakna korban-korban yang terkena penembakan gas air mata. Kemudian juga terlihat gambar corak batu yang menjadi bagian kejadian tragedi Kanjuruhan.
Indra mengaku perilisan batik Kanjuruhan Disaster sebenarnya sudah dilaksanakan beberapa pekan lalu. Batik yang hanya berjumlah satu ini dalam proses pelelangan tetapi pihaknya belum menemukan pembeli yang sesuai.
"Sebenarnya ada yang menawar tetapi kita keep dulu sampai harga tertinggi baru kita umumkan dan kita serahkan," jelas Indra.
Dengan adanya batik Kanjuruhan Disaster, Indra berharap dapat memberikan dukungan kepada korban tragedi Kanjuruhan. Sebab, hasil pelelangan batik tersebut akan disampaikan langsung kepada para korban.
Selain itu, Indra mengaku terdapat alasan emosional tersendiri mengapa dia membuat batik itu. Hal ini karena anaknya hampir menjadi korban dalam kejadian tersebut.
Namun dia bersyukur anaknya dapat selamat karena keluar stadion lebih awal. "Tetapi teman-temannya ada yang jadi korban, tetapi tidak apa-apa teman-temannya. Sahabat saya justru yang meninggal, korwil Singosari," kata dia menambahkan.