REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, penciptaan lapangan kerja formal perlu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Harus didorong dengan penciptaan lapangan kerja formal. Itu penting sekali, karena pertumbuhannya (ekonomi) nantinya tidak cuma 5 persen tapi bisa 8 persen karena rakyatnya tumbuh dan bekerja semua," ujar Hariyadi saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Hariyadi mengatakan, pertumbuhan ekonomi tak bisa dilihat hanya berdasarkan peningkatan produksi barang dan jasa. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi disebut berhasil bila disertai dengan peningkatan kualitas dan kesejahteraan masyarakat.
Hariyadi menyampaikan, perbedaan jarak antara tenaga kerja dan lapangan pekerjaan diharapkan tidak terlalu jauh. Sebab, hal tersebut akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan juga subsidi yang harus dibayarkan oleh pemerintah.
"Tenaga kerjanya berapa, tapi lapangan pekerjaannya berapa. Kalau gap-nya terlalu jauh, pemerintah harus ngerem (belanja) kalau tidak masyarakat tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi, bantuan sosial jadi besar, jadi harus subsidi," kata Hariyadi.
Meski begitu, Hariyadi optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan terus tumbuh. Terlebih lagi, kontribusi pasar terbesar berasal dari wilayah domestik.
"Sudah pasti 5 persen di tangan karena memang sektor riilnya bergerak semua," ujarnya.
Namun, Hariyadi juga menyarankan pemerintah untuk terus konsisten terhadap regulasi ketenagakerjaan agar penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonominya bisa berjalan sebanding.