Rabu 18 Jan 2023 22:47 WIB

Belajar dari Drakor, Dokter: Tiru Kebiasaan Santap Makanan Rumahan

Di drakor, orang Korea digambarkan menyukai makanan rumahan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Bulgogi dan kimchi, kuliner Korea. Menurut dr Tan Shot Yen, masyarakat Korea sangat menghargai bahan pangan alami.
Foto: Republika/Gita Amanda
Bulgogi dan kimchi, kuliner Korea. Menurut dr Tan Shot Yen, masyarakat Korea sangat menghargai bahan pangan alami.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Adegan-adegan drama Korea juga bisa menjadi inspirasi bagi keluarga masa kini, yakni dalam membentuk kebiasaan makan yang baik. Reply 1988, contohnya, menggambarkan kehidupan masyarakat Korea.

"Baik yang hidup berkecukupan maupun berlebih, semua lebih sering mengonsumsi masakan ibu mereka alias masakan rumahan," ujar pakar nutrisi dr Tan Shot Yen saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (18/1/2023).

Baca Juga

Sebaliknya, makanan instan "kastanya" dianggap lebih rendah. Istilahnya, itu hanya makanan saat kepepet.

"Kalau Anda pecinta drakor seperti saya, kalau Anda lihat dan ikutin betul budaya mereka, kalau ada anggota keluarga mereka yang makan ramyeon, itu ditangisin. Kayak ramyeon makanan nista, 'Elo udah nggak punya makanan ya?'," kata dr Tan.

Tidak hanya di drakor, dr Tan pun melihat langsung budaya makan yang sama saat datang ke Korea. Ia menyebut masyarakat di sana sangat menghargai bahan pangan alami.

Ini terlihat di gerai kopi internasional populer, Starbucks, di Korea. Di sana tersedia rak khusus untuk camilan alami seperti ubi, kentang, dan jagung rebus.

Mereka juga menjual kudapan khas kafe, seperti croissant dan cake, namun tetap ada pilihan camilan alami. Dr Tan menyebut hal ini dapat terjadi di Korea tentu karena keterlibatan pemerintah atau stakeholder terkait, yang tegas menerapkan kebijakan terkhusus soal pangan.

"Bisa dibayangkan kemampuan negosiasi pemerintahnya itu jago banget, ini penting ya, dan mereka berhasil. Saya bangga dan sedih juga ngeliat orang Korea sambil ngopi makan jagung, everything is oke," kata dr Tan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement