REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Neo Commerce membidik pertumbuhan jumlah nasabah di wilayah Indonesia bagian timur. Hal itu dilakukan di tengah pelemahan ekonomi pada 2023.
"Pada dasarnya kami ingin menjangkau populasi yang belum memiliki rekening bank atau unbanked dan underserved. Jadi ini kesempatan yang baik," kata Presiden Direktur PT Bank Neo Commerce Tbk Tjandra Gunawan dalam Indonesia India Business Forum (IIBF) 2023 di Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Di tengah kondisi ekonomi nasional yang menantang pada 2023, Bank Neo Commerce tidak akan berfokus membangun aset, tetapi memperluas dan menambah jumlah nasabah.
"Iklimnya tidak bagus, tapi dengan itu, kami dapat melakukan sesuatu yang mungkin tidak akan menjadi fokus kita ketika perekonomiannya sedang bagus," katanya.
Sebanyak 60 hingga 75 persen dari total nasabah Bank Neo Commerce tinggal di kota-kota besar di Jawa dan Sumatra sehingga wilayah cakupan akan diperluas dengan terlebih dahulu turut dalam peningkatan literasi finansial di wilayah Indonesia timur.
Selain itu, Bank Neo Commerce menargetkan dapat memperdalam keterlibatan pada transaksi sehari-hari nasabah yang saat ini berjumlah lebih dari 20 juta.
"Kami akan berfokus lebih banyak pada nasabah kami, memberikan mereka akses pada seluruh ekosistem yang akan kami buka lebih luas pada tahun ini," ucapnya.
Ia menyampaikan, pada 2022, total aset Bank Neo Commerce bertumbuh 75 persen secara tahunan, kredit tumbuh 140 persen, dan pendapatan bertumbuh hingga sekitar 384 persen secara tahunan.
"Kami memproyeksikan kondisi pada 2023 tidak semenakutkan pada 2020 ketika pandemi menyebar. Pada 2023 kami akan melanjutkan apa yang telah kami lakukan selama tiga tahun terakhir sebagai bank digital di Indonesia," katanya.