REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bahasa Korea telah menjadi salah satu bahasa dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Ini melampaui saingan bahasa populer lainnya seperti Bahasa Cina, hingga menimbulkan fenomena global yang banyak disebut ‘gelombang Korea’ atau ‘hallyu’.
Pada 2022, Bahasa Korea adalah bahasa ketujuh yang paling banyak dipelajari di aplikasi pembelajaran Duolingo. Dan itu juga paling banyak dipelajari di beberapa bagian Asia Selatan dan Tenggara, seperti di Filipina paling banyak orang mempelajari Bahasa Korea, lalu juga di Thailand, Indonesia, dan Pakistan.
Meskipun Bahasa Mandarin tetap menjadi bahasa kedua yang paling banyak digunakan di dunia yang sebagian besarnya berkat populasi Cina, Bahasa Mandarin menduduki posisi kedelapan di Duolingo untuk beberapa tahun terakhir, tertinggal di bawah Bahasa Korea.
Bahasa Korea adalah bahasa Asia kedua yang paling banyak dipelajari di Duolingo, hanya sedikit di belakang Bahasa Jepang. Duolingo yang memiliki lebih dari 500 juta pengguna internasional, dan Bahasa Korea mengungguli Cina, Rusia, Hindi, dan Italia. Sementara Bahasa Inggris dan Spanyol masih duduk dengan nyaman di dua tempat teratas.
Dalam dua dekade terakhir, ekspor Korea Selatan telan menyapu dunia, mulai dari K-pop dan drama TV Korea hingga produk kecantikan, fesyen, dan makanan. Negara ini telah menjadi raksasa budaya internasional, hingga Kamus Bahasa Inggris Oxford menambahkan lebih dari 20 kata asal Korea pada 2021.
Lantas, apakah bahasa Korea termasuk bahasa asing yang sulit dipelajari? Seperti dilansir CNN, selama beberapa dekade, studi bahasa Asia Timur di luar negeri sebagian besar terbatas pada Mandarin dan Jepang. Tapi itu mulai berubah dalam dekade terakhir setelah hits besar artis dan sutradara Korea, seperti lagu Psy tahun 2012 "Gangnam Style", film thriller tahun 2019 Parasite, acara Netflix tahun 2021 "Squid Game", dan kemunculan BTS yang tidak diragukan lagi telah menjadi bintang global K-pop terbesar.
Angka menunjukkan lonjakan minat terhadap bahasa pada periode yang sama. Jumlah siswa yang terdaftar di kelas Bahasa Korea di lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat melonjak dari 5.211 pada 2002 menjadi hampir 14.000 pada 2016. Lompatan ini sangat mencolok mengingat bahasa Korea tidak mudah dipelajari oleh penutur asing.
Departemen Luar Negeri AS mencantumkan bahasa Korea sebagai ‘bahasa super keras’, yang berarti ‘sangat sulit’ bagi penutur Bahasa Inggris dan membutuhkan waktu rata-rata 88 pekan untuk mencapai kemahiran bicara profesional.
Bahasa Korea modern mengikuti alfabet fonetik yang disebut Hangul, yang berarti suku kata umumnya diucapkan seperti yang tertulis. Ini tidak seperti bahasa non-fonetik seperti Bahasa Cina, yang menggunakan simbol untuk mewakili makna tertentu.
Demikian pula di Britania Raya, jumlah mahasiswa perguruan tinggi yang mengambil kursus Bahasa Korea meningkat tiga kali lipat dari 2012 hingga 2018, dibandingkan peningkatan minat Bahasa Cina hanya lima persen, dan penurunan minat dalam beberapa bahasa Eropa seperti Prancis dan Jerman.