Kamis 19 Jan 2023 07:15 WIB

Israel Minta Bantuan Paus Fransiskus, Palang Merah, Hingga Sekjen PBB

Israel minta bantuan agar empat warganya yang ditahan lebih dari 7 tahun dibebaskan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Israel pada Rabu (18/1/2023) meminta bantuan kepada Paus Franciscus, kepala Komite Palang Merah Internasional dan sekretaris jenderal PBB untuk membebaskan empat warganya yang ditahan di Jalur Gaza selama lebih dari tujuh tahun.
Foto: AP/Sebastian Scheiner
Israel pada Rabu (18/1/2023) meminta bantuan kepada Paus Franciscus, kepala Komite Palang Merah Internasional dan sekretaris jenderal PBB untuk membebaskan empat warganya yang ditahan di Jalur Gaza selama lebih dari tujuh tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel pada Rabu (18/1/2023) meminta bantuan kepada Paus Franciscus, kepala Komite Palang Merah Internasional dan sekretaris jenderal PBB untuk membebaskan empat warganya yang ditahan di Jalur Gaza selama lebih dari tujuh tahun. Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen mengirim surat permohonan setelah kelompok militan Palestina, Hamas, merilis video salah satu tawanan, Avera Mengistu.

Keluarga Mengistu mengatakan, dia menderita penyakit mental. Dalam suratnya, Cohen menggambarkan penderitaan Mengistu sebagai pelanggaran berat terhadap hukum kemanusiaan internasional.

"Ini adalah pelanggaran berat terhadap hukum kemanusiaan internasional, tanpa informasi tentang kondisi kesehatannya atau sarana komunikasi dengan keluarga atau kunjungan Palang Merah," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel.

Video yang dirilis oleh Hamas pada Senin (16/1/2023), tampaknya merupakan upaya kelompok itu untuk menekan Israel agar melakukan pertukaran tahanan. Israel sedang menjajaki pembicaraan tidak langsung dengan Hamas untuk memulangkan keempat tawanan, tanpa merinci apakah ada kemungkinan pertukaran tahanan.

Dalam video tersebut, Mengistu mempertanyakan tentang upaya Pemerintah Israel untuk membebaskannya.  "Sampai kapan saya akan tetap di sini bersama rekan-rekan saya?. Di mana negara  dan orang Israel?," ujarnya.

Hamas pada Selasa (17/1/2023) menekankan bahwa, sayap militer Brigade Al-Qassam tidak akan membebaskan tawanan Israel tanpa pertukaran yang terhormat.

"Video yang diterbitkan oleh Al-Qassam untuk salah satu tawanan Zionis di tangannya menekankan keseriusan Hamas terkait masalah para tahanan, serta kegigihan Hamas untuk mencapai pertukaran tahanan," ujar juru bicara Hamas, Hazem Qasem, dilaporkan Middle East Monitor, Kamis (18/1/2023).

Qasem menyalahkan pemerintah Zionis karena terlalu bertele-tele dalam mengambil keputusan untuk pertukaran tahanan. Mereka juga menyebarkan  disinformasi yang disengaja mengenai kondisi kesehatan tawanan Israel di tangan Brigade Al Qassam.

Al-Qassam telah menahan empat tawanan Israel sejak 2014 dan 2015. Mereka ditahan karena melintasi pagar perbatasan di Gaza

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement