REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia siap mengawal masuknya investasi Siemens Energy di Indonesia, khususnya di bidang transisi energi.
Dalam pertemuannya dengan President and CEO Siemens Energy Dr Ing- Christian Bruch di sela World Economic Forum 2023 di Davos, Swiss, Selasa (17/1/2023), Bahlil menegaskan komitmen Indonesia saat ini dalam melakukan transisi energi menuju energi hijau, seiring dengan peningkatan kebutuhan energi hijau di tingkat global.
"Saya memberikan apresiasi terbesar kepada Siemens Energy atas segala kerja sama kita selama ini terutama terkait transisi energi. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti angin, matahari, dan air, serta luas area yang cukup besar yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin," kata Bahlil dalam keterangan di Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Siemens Energy Global Gmbh Co.KG telah melakukan penandatanganan MoU dengan PT Multi Fabrindo Gemilang (Multifab) untuk kerja sama investasi di bidang transisi energi, yang dilakukan di sela kegiatan G-20 di Bali pada 10 November 2022 lalu. Nilai investasi Siemens Energy diperkirakan mencapai 70-100 juta dolar AS atau setara dengan Rp 1 triliun - Rp2 triliun.
Dalam kesempatan itu, Bahlil juga menawarkan peluang investasi untuk industri peralatan panel surya kepada Siemens Energy. Ia menyebut Indonesia memiliki bahan baku yang melimpah dengan harga kompetitif, dan produk akhirnya dapat dipasarkan baik di pasar dalam negeri maupun untuk ekspor.
CEO Siemens Energy Dr Ing- Christian Bruch menyampaikan, Indonesia adalah negara yang penting bagi Siemens Energy. Oleh karena itu, pihaknya ingin lebih mengoptimalkan peluang investasi yang ada di Indonesia.
Christian juga mengapresiasi dukungan yang telah diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada Siemens Energy dan berkomitmen untuk tidak hanya mencari peluang bisnis untuk pasar domestik Indonesia tetapi juga untuk keperluan ekspor. "Kami ingin memberikan kontribusi pada pembangunan Indonesia, khususnya terkait dengan transisi energi hijau," kata Christian.
Ia melanjutkan, Indonesia adalah kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara terutama terkait dengan energi. Siemens Energy akan menyusun peta jalan kerja sama antara Siemens Energy dengan Pemerintah Indonesia dalam mendorong transisi energi dan ke depannya. "Juga bagaimana kita bisa menciptakan sumber energi yang tidak hanya ramah lingkungan tapi juga terjangkau oleh masyarakat luas," ungkap Christian.
Siemens Energy adalah divisi bisnis dari perusahaan teknologi global Siemens yang berfokus pada produk dan solusi di bidang pembangkitan, transmisi, dan distribusi energi. Dengan kerja sama ini, ke depan Indonesia dapat menjadi penggerak transisi energi pada wilayah Asia Pasifik sebagai produsen untuk melayani pasar domestik dan negara-negara sekitar.