Kamis 19 Jan 2023 12:52 WIB

Pemilu 2024 Momentum Memperkuat Kesadaran Bela Negara di Masyarakat

Tantangan yang dihadapi bisa memperkuat kesadaran bela negara.

Dirjen Politik dan PUM Kemendagri, Bahtiar saat Webinar, mengangkat tema “Momentum Pemilu Serentak Tahun 2024 Sebagai Wujud Pembinaan Kesadaran Bela Negara, Sarana Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan” via Zoom Meeting, Rabu (18/1/2023).
Foto: Dok Republika
Dirjen Politik dan PUM Kemendagri, Bahtiar saat Webinar, mengangkat tema “Momentum Pemilu Serentak Tahun 2024 Sebagai Wujud Pembinaan Kesadaran Bela Negara, Sarana Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan” via Zoom Meeting, Rabu (18/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Ditjen Politik dan PUM) Kemendagri menggelar Webinar, mengangkat tema “Momentum Pemilu Serentak Tahun 2024 Sebagai Wujud Pembinaan Kesadaran Bela Negara, Sarana Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan” via Zoom Meeting, Rabu (18/1/2023).

Webinar kali ini menghadirkan Narasumber, antara lain Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja. Rektor Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri, Adi Prabwo. Anggota Komisiner KPU RI, Yulianto Sudrajat. Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosial, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Prakoso. Wakil Rektor IPDN Bidang Akademik, Hironi Musrowa. Kepala Biro Fasilitasi Pengawasan Pemilu Bawaslu RI, Asmin Safari Lubis. Kasubdit Lingkungan dan Pemukiman Ditjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Amiruddin Laupe.

Baca Juga

Dalam sambutannya membuka webinar, Dirjen Politik dan PUM Kemendagri, Bahtiar mengatakan tujuan diadakannya webinar ini yaitu merupakan bagian dari upaya Ditjen Politik dan PUM Kemendagri melalui Direktorat Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan dalam rangka mendukung sukses penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024 yang tahapannya sedang berjalan. 

“Ini berkaitan erat dengan tugas-tugas Direktorat Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan. Bagaimana mengubah Pemilu yang secara konseptual teoritik bahwa Pemilu itu ajang perebutan kekuasaan yang sah dan konstitusional menggantikan cara yang lama memilih pemimpin dengan cara peperangan, pertempuran, persaingan yang tidak manusiawi, siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Dengan perkembangan peradaban manusia yang sudah modern pemilihan pemimpin dilakukan dengan cara yang bermartabat. Motodenya adalah Demokrasi. Instrumennya adalah Pemilu," kata Bahtiar.

Bahtiar menegaskan, Indonesia adalah negara yang mengadopsi ketatanegaraan dengan sistem pemerintahan, sistem politiknya menganut sistem Demokrasi. 

“Bagaimana mengubah Pemilu 2024 sebagai instrument untuk kita jadikan kompetisi diperebutan kekuasaan baik eksekutif maupun legeslatif di tahun 2024 yang akan datang, bisa menjadi kekuatan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa," tegas Bahtiar.

 “Oleh karenanya kita semua berkepentingan menguji, mengeksplor, mendorong, dan mengedukasi masyarakat untuk mengungkap apa yang mau dibuat oleh para calon pemimpin negara untuk bangsa ini. Sehingga orang-orang yang terpilih nanti semakin memperkuat kebangsaan kita yang sudah bagus," tambah Bahtiar.

Sebelum membuka acara webinar tersebut Bahtiar menjelaskan, Ditjen Politik dan PUM Kemendagri terus berkomitmen mendukungan Sukses Penyelenggaraan Pemilu 2024 sebagaimana yang dilakukan rekan-rekan KPU RI, Bawaslu RI dan DKPP yang juga sedang berjuang menjalankan tugas-tugas kenegaraan. 

“Negara ini harus bergerak karena banyak sekali tugas-tugas kenegaraan yang harus kita jalankan dengan semangat yang tinggi. Sebesar apapun tantangan yang dihadapi oleh bangsa hari ini, kita semakin optimis untuk menuju tahun 2025 Indonesia emas dengan langkah-langkah yang kita lakukan saat ini," terang Bahtiar. 

“Tantangan-tantangan ini kita jadikan sebagai momentum untuk memperkuat kesadaran bela negara, kecintaan terhadap bangsa dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sebagai satu sistem pemerintahan negara kesatuan, untuk mencapai tujuan besar Negara menghadirkan negara yang dikelola secara Demokratis dan Konstitusional," tutup Bahtiar.

Webinar ini hadir juga secara virtual oleh Sekda Provinsi Kabupaten/Kota, Asisten Bidang Pemerintaha Provinsi Kabupaten/Kota, Kaban Kesbangpol Provinsi Kabupaten/Kota, Kaban Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kabupaten/Kota, Kepala Biro Hubungan Kemasyarakatan Provinsi Kabupaten/Kota, Ketua KPU Daerah Provinsi Kabupaten/Kota, Kepala Bawaslu Daerah Provinsi Kabupaten/Kota, Pengurus Partai Politik Provinsi Kabupaten/Kota, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) seluruh Indonesia. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) seluruh Indonesia, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) seluruh Indonesia dan di hadiri oleh 1000 partisipant secara on line. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement