REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Transportasi dan Infrastruktur Turki Adil Karaismailoğlu mengumumkan pada Rabu (18/1/2023), bahwa negaranya berencana untuk menghubungkan jalur kereta berkecepatan tinggi antara Istanbul dan Ankara. Nantinya, jalur kereta akan menghubungkan dua bandara di kota metropolitan.
“Proyek yang akan menghubungkan jalur kereta api ke Bandara Sabiha Gokcen di sisi Anatolia dan Bandara Istanbul di sisi Eropa kota sedang mendekati tahap tender,” kata Adil Karaismailoğlu dilansir dari Daily Sabah, Kamis (19/1/2023).
Jalur kereta berkecepatan tinggi Ankara-Istanbul akan meninggalkan distrik Gebze di barat laut provinsi Kocaeli, melintasi Jembatan Yavuz Sultan Selim dan berhenti di Bandara Sabiha Gokcen sebelum mencapai Bandara Istanbul.
“Itu akan mencapai Bandara Istanbul dan melanjutkan ke Eropa dari sana. Kami akan menghubungkan Bandara Istanbul kami dengan jaringan kereta berkecepatan tinggi,” kata Karaismailoğlu.
Karaismailoğlu tidak memberikan perincian tentang jadwal tender proyek tersebut. Tautan tersebut menjanjikan untuk menambah jaringan transportasi yang sudah luas di Istanbul, kota terbesar di Eropa yang membentang di Eropa dan Asia. Semakin meningkatnya mobilitas penumpang dan kargo, yang kemungkinan besar akan memobilisasi hubungan yang lebih besar dan lebih cepat dengan Eropa.
Sementara itu, publik akan menyaksikan peluncuran jalur metro sepanjang 34 kilometer (21 mil). Ini akan menandai hubungan kereta api pertama dengan bandara terbesar dan salah satu bandara terbesar di dunia di Turki.
Jalur dari lingkungan Kağıthane akan melewati distrik Eyupsultan dan Arnavutkoy sebelum mencapai Bandara Istanbul, yang secara resmi dinyatakan buka pada akhir Oktober 2018, sebelum beroperasi penuh pada April 2019. Jalur tersebut akan menampilkan delapan stasiun dan diperkirakan akan melayani sekitar 800 ribu penumpang sehari setelah dibuka pada hari Minggu dalam upacara yang akan dihadiri oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.