Kamis 19 Jan 2023 13:09 WIB

Arab Saudi Lepaskan Lebih dari 1.500 Hewan Langka di Al Ula

Arab Saudi rencanakan revitalisasi habitat alami Al Ula.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Kota al Ula
Foto: Youtube
Kota al Ula

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Lebih dari 1.500 hewan langka akan dilepasliarkan di Al Ula. Langkah ini merupakan bagian dari misi Komisi Kerajaan untuk Al Ula, memperkenalkan kembali spesies asli ke habitat aslinya.

Al Ula merupakan situs keajaiban dunia. Sebagian gunung batu di sana diukir menjadi tempat tinggal semacam istana. Daerah itu juga nantinya akan terus sampai ke Madain Saleh dan mirip dengan Petra di Jordania.

Ribuan tahun lalu, al Ula dan Madain Saleh adalah daerah yang terlarang, karena orang-orang di sana dikutuk oleh Allah, dibumihanguskan. Kini daerah itu menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi turis. Bahkan pada 2019, al Ula menjadi tempat konser komposer Yanni dan penyanyi Andrea Boceli.

Adapun hewan-hewan tersebut akan dilepasliarkan di tiga cagar alam AlUla, yaitu Sharaan, Wadi Nakhlah, serta Al-Gharameel. Pelepasan hewan di fase musim dingin ini mencakup sekitar 650 rusa Arab, 550 rusa pasir, 280 oryx Arab, serta 100 ibex Nubia.

Fase pertama yang dilakukan pada 10 Januari, menjadi saksi pelepasan sekitar 80 hewan. Spesies-spesies tersebut bersumber dari fasilitas konservasi yang dihormati di Kerajaan Saudi dan UEA.

“Kami adalah pemain yang tengah berkembang dalam konservasi, melalui inisiatif keanekaragaman hayati. Termasuk di dalamnya reintroduksi spesies, restorasi habitat, pengelolaan kawasan lindung dan konservasi macan tutul Arab," ujar Direktur Eksekutif Satwa Liar dan Warisan Alam Royal Commission untuk AlUla (RCU), Stephen Browne, dikutip di Arab News, Kamis (19/1/2023).

Inisiatif konservasi dan restorasi RCU disebut berhasil bergerak maju, utamanya dalam revitalisasi habitat alami Al Ula. Suatu hari nanti, ia optimis dapat memperkenalkan kembali macan tutul Arab ke alam liar Al Ula.

Pelepasan kembali macan tutul Arab, predator puncak yang diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah, akan berfungsi sebagai titik penting regenerasi cagar. Reintroduksi tersebut ditargetkan terjadi pada 2030.

Pemantauan hewan yang baru dilepasliarkan ini akan dilakukan dengan alat analisis perangkat lunak SMART, perangkap kamera, serta kalung pelacak satelit. Ini adalah pertama kalinya kalung bertenaga surya yang ringan akan digunakan untuk spesies berkuku di wilayah tersebut.

RCU telah melakukan pemeriksaan genetik dan fisik yang ekstensif terhadap hewan tersebut, untuk memastikan kebugaran mereka sebelum dilepasliarkan ke alam liar.

Rencana pelepasan tersebut sejauh ini merupakan yang terbesar, sejak program reintroduksi RCU dimulai pada 2019. Reintroduksi hewan memperkaya rencana ambisius RCU untuk mengaktifkan enam cagar alam, sambil meregenerasi Al Ula sebagai tujuan global terkemuka untuk warisan budaya dan alam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement