Jumat 20 Jan 2023 00:15 WIB

Komandan Militer AS dan Israel Bahas Penguatan Keamanan

Komandan Militer AS dan Israel membahas ancaman regional

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Komandan militer Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Jenderal Erik Kurilla bertemu dengan pejabat senior militer dan pertahanan Israel untuk membahas ancaman regional.
Foto: AP/John Minchillo
Komandan militer Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Jenderal Erik Kurilla bertemu dengan pejabat senior militer dan pertahanan Israel untuk membahas ancaman regional.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Komandan militer Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Jenderal Erik Kurilla bertemu dengan pejabat senior militer dan pertahanan Israel untuk membahas ancaman regional. Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada Rabu (18/1/2023) mengatakan, Kurilla bertemu dengan kepala staf umum Angkatan Pertahanan Israel di Tel Aviv untuk membahas ancaman bersama, dan rencana latihan bersama yang akan datang.

Pertemuan ini juga merupakan kesempatan bagi Kurilla untuk berterima kasih kepada Aviv Kohavi yang akan mengundurkan diri sebagai kepala staf umum Israel. Kurilla menyampaikan apresiasi terhadap Kohavi atas komitmennya terhadap kemitraan CENTCOM-IDF.  Di bawah Kohavi, Israel dipindahkan dari area tanggung jawab Komando Eropa AS ke CENTCOM, sehingga memungkinkan lebih banyak koordinasi dengan negara Arab

“Kohavi dengan cepat membangun fondasi untuk hubungan yang kuat dan patuh antara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan CENTCOM,” ujar pernyataan CENTCOM, dilaporkan Al Arabiya, Rabu (18/1/2023).

Komandan CENTCOM juga bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant. Mereka berdiskusi tentang pendalaman kerja sama pertahanan dan teknologi.

Kurilla juga mengunjungi markas besar Angkatan Udara Israel. Kurilla menerima pengarahan, demonstrasi kemampuan militer Israel, pembaruan ancaman regional, dan “ikhtisar pertahanan udara dan rudal terintegrasi.”

Washington telah mendorong sistem rudal dan pertahanan udara terintegrasi antara Israel dan negara Arab dalam menghadapi meningkatnya ancaman Iran.  Drone bermuatan bom dan kendaraan udara tak berawak telah menjadi kekuatan Teheran dalam beberapa tahun terakhir. Pentagon percaya bahwa berbagi informasi intelijen dan koordinasi dapat membantu mengatasi ancaman dengan lebih baik.

Israel dan Amerika Serikat berusaha untuk memuluskan hubungan dalam pertemuan pertama sejak pemerintah ultranasionalis Israel berkuasa. Presiden Israel, Isaac Herzog, menjamu Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan di Yerusalem.

“Anda datang pada waktu yang tepat, karena kita menghadapi begitu banyak tantangan bersama,” kata Herzog, berbicara kepada Sullivan.

Sullivan mengatakan kepada Herzog bahwa Presiden Joe Biden ingin kembali mengunjungi Israel. Fokus diskusi antara Sullivan dan Herzog adalah perubahan kebijakan pemerintah baru yang secara langsung bertentangan dengan upaya Biden untuk memperbaiki kehidupan warga Palestina dan menahan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat.

 Pemerintahan baru Perdana Menteri Netanyahu, yang terdiri dari partai-partai ultranasionalis dan ultra-Ortodoks, menimbulkan kebingungan besar bagi pemerintahan Biden. Pemerintah koalisi Netanyahu telah membuat marah para diplomat AS sejak hari pertama berkuasa dengan kunjungan ke Kompleks Masjid Al-Aqsha oleh seorang menteri Kabinet ekstremis, Itamar Ben-Gvir.

Kunjungan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang perluasan pembangunan pemukiman Yahudi di tanah yang diklaim oleh Palestina.  Kabinet Netanyahu juga mengejar perubahan besar pada sistem peradilan Israel, yang menuai kritik keras dari sebagian besar warga Israel.  

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement