REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Banten menjelaskan bahwa salah satu dari 77 cabang iman adalah sederhana dalam membelanjakan harta. Artinya tidak boleh boros dalam membelanjakan harta tapi tidak boleh pelit.
Setiap orang beriman dilarang boros dalam membelanjakan harta dan dilarang berbuat pelit. Dalam Surat Al-Isra Ayat 29 Allah SWT berfirman agar jangan kikir dan jangan berlebihan.
وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً اِلٰى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَّحْسُوْرًا
Janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir) dan jangan (pula) engkau mengulurkannya secara berlebihan sebab nanti engkau menjadi tercela lagi menyesal. (QS Al-Isra: 29)
Setiap orang yang beriman dilarang berbuat pelit dan berbuat boros dalam membelanjakan hartanya. Agar tidak dicela oleh sesama manusia dan oleh Allah SWT. Jika orang berbuat pelit, maka ia akan menyesal, dan jika berbuat boros, akhirnya tidak mempunyai apa-apa lagi.
Kejahatan pemboros disamakan dengan kejahatan setan, sebagai disebut dalam Surat Al-Isra Ayat 26 dan 27.
وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا
Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, (juga kepada) orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (QS Al-Isra: 26)
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al-Isra: 27)
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak akan rugi orang yang beristikharah; tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah dan tidak akan melarat orang yang sederhana (dalam membelanjakan harta)."