Kamis 19 Jan 2023 21:00 WIB

Temui Mitra Potensial, Menteri ESDM Ungkap Rencana Pensiun Dini PLTU

Arifin menjadi pembicara di sejumlah sesi di dalam acara World Economic Forum.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Logo Forum Ekonomi Dunia ditampilkan di jendela selama Pertemuan Tahunan Forum di Davos, Swiss Selasa, 17 Januari 2023. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjadi pembicara di sejumlah sesi di dalam acara World Economic Forum (WEF) 2023.
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Logo Forum Ekonomi Dunia ditampilkan di jendela selama Pertemuan Tahunan Forum di Davos, Swiss Selasa, 17 Januari 2023. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjadi pembicara di sejumlah sesi di dalam acara World Economic Forum (WEF) 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, DAVOS -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjadi pembicara di sejumlah sesi di dalam acara World Economic Forum (WEF) 2023. Arifin turut bertemu sejumlah mitra potensial dalam pencapaian target nett zero emission (NZE).

Terdapat sembilan agenda yang diikuti antara lain menjadi kontributor dalam "Joint Governors Policy Meeting: Minerals for the Energy Transition", menyampaikan pidato singkat dalam acara bertajuk "ASEAN Leaders for Just Energy Transitions", serta melakukan pertemuan multilateral yang dihadiri pejabat setingkat kepala pemerintahan dan menteri di forum "Mobilizing Investment for Clean Energy in Emerging Economy (MICEE)".

Baca Juga

Arifin menjelaskan, program pemerintah berkaitan dengan transisi energi adalah salah satu dari tiga pilar agenda Presidensi G20 Indonesia 2022. Hal itu kini berlanjut saat Indonesia memegang posisi keketuaan ASEAN 2023. Salah satunya adalah soal rencana penghentian operasi pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara. "Kita akan lakukan secara bertahap dan dimulai segera," ujar Arifin.

Indonesia memulai program bauran dengan biomassa di pembangkit listrik tenaga batu bara yang dioperasikan oleh PT PLN (Persero). Pada 2025, sebanyak 52 pembangkit PLN akan beroperasi secara komersial dalam bentuk bauran sumber daya listriknya, dengan biomassa. Program ini membutuhkan 10,2 ton biomassa.

"Dalam tahun-tahun ke depan, kami berharap sejumlah 283 gigawatt (GW) energi terbarukan bakal dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan listrik, sementara operasional pembangkit batu bara bakal mencapai puncaknya, untuk kemudian menurun secara bertahap dimulai pada 2040," kata Arifin.

Pemerintah juga membutuhkan pendanaan, inovasi dan teknologi untuk implementasi transisi energi, baik untuk jangka pendek, jangka menengah, bahkan jangka panjang, untuk mencapai kondisi karbon netral tahun 2060 atau lebih cepat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement