Jumat 20 Jan 2023 00:17 WIB

Pemahaman Sejarah Dinilai Penting untuk Siswa SMK yang Siap Kerja

Jurusan Sejarah Uhamka memberikan penguatan sejarah kepada siswa SMK Assalam.

Mahasiswa dan dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas HAMKA melakukan pengabdian masyarakat di SMK Assalam. Jurusan Sejarah Uhamka memberikan penguatan sejarah kepada siswa SMK Assalam.
Foto: Istimewa
Mahasiswa dan dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas HAMKA melakukan pengabdian masyarakat di SMK Assalam. Jurusan Sejarah Uhamka memberikan penguatan sejarah kepada siswa SMK Assalam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SMK Assalam merupakan sekolah kejuruan yang memiliki Jurusan Konsentrasi Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan yang saat ini menjadi Jurusan Desain Komunikasi Visual dan Teknik Komputer Jaringan dan telekomunikasi. Sebagai sebuah sekolah kejuruan, SMK Assalam merupakan satuan pendidikan formal yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu.

Dengan kata lain keberadaan SMK Assalam dapat menjadi wadah mempersiapkan peserta didiknya untuk bisa langsung bekerja sesuai dengan keahlian yang ditekuni. Oleh karena itu, siswanya akan diberikan penguasaan akan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

Meski merupakan sekolah kejuruan SMK Assalam menjalankan kurikulum mengenah atas dimana mata pelajaran umum tetap diberikan, salah satunya adalah Mata Pelajaran Sejarah.

Dari observasi analisis situasi didapatkan informasi dari Kepala Sekolah SMK Assalam, Robby, S.Kom menyatakan mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang penting bagi siswa. Meski hanya diberikan pada kelas X, muatan tujuan belajar sejarah dinilai sangat perlu diintegrasikan pada mata pelajaran lain.

Hal tersebut dikarenakan meski lulusan SMK sebagain besar identik dengan bekerja, akan tetapi dengan belajar sejarah siswa dapat menjadi lulusan yang siap kerja dengan memiliki karakter cinta kebangsaan.

"Akan tetapi hanya melalui proses pembelaran sejarah dirasa tidak cukup untuk siswa memahami hal tersebut. Oleh karena itu diperlukan penguatan dan pendampingan dari pihak akademis untuk memberikan pendampingan bagi siswa agar siswa lebih memahami makna integrasi belajar sejarah dengan menjadi generasi bangsa yang siap kerja," kata Robby.

Berdasarkan rilis yang diterima Republika pada Kamis (19/1/2023), pengabdian masyarakat ini dimaksudkan untuk memberikan penguatan kepada siswa agar siswa dapat memahami dan memaknai serta memiliki karakter seseorang yang siap kerja atau melanjutkan kuliah untuk menjadi generasi hebah yang akan membangun negeri demi menjaga ketahanan nasional.

Pengabdian masyarakat ini diketuai dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP UHAMKA Merina, M.Pd dengan mitra SMK Assalam Depok. Pengabdian ini memiliki tema BMW (Bekerja, Melanjutkan atau Wirausaha) untuk mengembangkan Sikap Cinta Tanah Air Generasi Z, Rabu (18/1/2023).

"Acara ini diikuti sebanyak 50 siswa yang berasal dari kelas XII jurusan teknik komputer jaringan dan multimedia. Dalam kegiatan ini siswa diberikan pendampingan dan arahan terkait makna bagaimana menumbuhkan sikap cinta tanah air bagi generasi bangsa," kata Merina.

Selain itu, siswa juga diberikan pendampingan dan arah terkait dengan bagimana strategi yang dilakukan siswa setelah lulus ujian akhir apakah dengan bekerja melanjutkan kuliah atau wirausaha.

Masing-masing keputusan yang ditempuh siswa setelah lulus ujian memiliki langkah dan strategi demi tujuan menjadi generasi unggul untuk negara Indonesia. Pendampingan ini memiliki muatan sejarah dan psikologi serta karir yang diharapkan dapat tumbuh pada siswa SMK khususnya siswa SMK Assalam.

Dalam kesempatan ini dilakukan juga penandatangan surat mitra antara pihak sekolah SMK Assalam dengan Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UHAMKA. Melalui kegiatan pengabdian Masyarakat ini diharapkan dapat menjalin kerja sama lebih lanjut bagi Program Studi Pendidikan Sejarah khususnya di Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan  maupun program studi lainnya di UHAMKA.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement