Jumat 20 Jan 2023 04:45 WIB

Israel Larang Warga Palestina untuk Rayakan Pembebasan Tahanan

Polisi Israel larang warga Palestina yang 40 tahun ditahan untuk kibarkan bendera

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bendera Palestina. Tahanan Palestina Maher Younes dibebaskan pada Kamis (19/1/2023) setelah menghabiskan 40 tahun di penjara Israel. Polisi melarang keluarga dan pendukungnya untuk tidak merayakan pembebasannya atau mengibarkan bendera Palestina.
Foto: AP/Ariel Schalit
Bendera Palestina. Tahanan Palestina Maher Younes dibebaskan pada Kamis (19/1/2023) setelah menghabiskan 40 tahun di penjara Israel. Polisi melarang keluarga dan pendukungnya untuk tidak merayakan pembebasannya atau mengibarkan bendera Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Tahanan Palestina Maher Younes dibebaskan pada Kamis (19/1/2023) setelah menghabiskan 40 tahun di penjara Israel. Polisi melarang keluarga dan pendukungnya untuk tidak merayakan pembebasannya atau mengibarkan bendera Palestina.

Dilansir dari The New Arab, Kamis (19/1/2023), kerabat dan teman berkumpul di kota Ara, dekat Haifa, untuk menyambut pria berusia 65 tahun itu, termasuk Karim Younes, sepupu Maher yang dibebaskan hanya dua minggu sebelumnya. Kedua pria tersebut dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup karena membunuh Avraham Bromberg, seorang tentara Israel, pada tahun 1980.

Sebelumnya, polisi Israel telah bersiaga di sekitar kota Israel Utara untuk mencegah perayaan apa pun oleh warga Palestina setempat. Keluarga Younes juga diminta untuk tidak mendirikan tenda pengunjung untuk menyambutnya pulang.

Setelah dibebaskan, Maher berhenti sejenak di pemakaman kota untuk memberikan penghormatan kepada mendiang ayahnya yang meninggal pada tahun 2008 saat dia masih di penjara. Dia kemudian diantar ke rumah keluarganya untuk menemui ibunya yang mendandaninya dengan abaya putih.

Maher, seperti sepupunya Karim, adalah anggota Fatah, meski partai tahun 1980-an sangat berbeda dengan keadaannya saat ini. Berbicara kepada wartawan, dia menyinggung persaingan di antara faksi politik dan mendesak warga Palestina untuk bersatu.

“Cukup dengan perbedaan kalian, rakyat butuh kepemimpinan,” katanya.

Sebelum dibebaskan, Maher berbicara kepada sesama warga Palestina dalam surat yang beredar luas. "Saya rindu bertemu orang-orang hebat yang menyanyikan lagu untuk Palestina. Saya rindu bertemu generasi baru yang sadar akan tujuan dan masa depan kita," tulisnya.

Pembebasan Maher dan Karim, setelah puluhan tahun dipenjara, membawa harapan bagi banyak orang Palestina yang memiliki orang-orang terkasih di balik jeruji besi.

"Ini kemenangan besar," kata Amjad Abu Asab, Juru Bicara kerabat tahanan Palestina, kepada The New Arab.

"Terlepas dari upaya pendudukan untuk mempermalukan para tahanan, hari ini kami melihat pejuang ini [Maher] pulang, kepalanya terangkat tinggi,"tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement