Pengunjuk rasa membantu seorang pria yang terluka saat demo menentang pemerintahan Presiden Dina Boluarte, di Arequipa, Peru, Jumat, (20/1/2023). (FOTO : EPA-EFE/Jose Sotomayor Jimenez)
Polisi mengunakan kendaraan berat menghadapi demonstran saat protes di Lima, Peru, Jumat, (20/1/2023). (FOTO : EPA-EFE/Paolo Aguilar)
Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah terlibat bentrokan dengan polisi di Lima, Peru, Jumat, (20/1/2023). (FOTO : AP/Martin Mejia)
Pengunjuk rasa berdemonstrasi menentang pemerintahan Presiden Dina Boluarte di dekat bandara Arequipa, Peru, Jumat, (20/1/2023). (FOTO : EPA-EFE/Jose Sotomayor Jimenez)
Polisi memblokir demonstran yang berbaris menentang Presiden Dina Boluarte di pusat kota Lima, Peru, Jumat, (20/1/2023). (FOTO : AP)
Pengunjuk rasa anti pemerintah berhadapan dengan polisi di Lima, Peru, Jumat, (20/1/2023). (FOTO : AP/Martin Mejia)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Aksi demonstrasi menentang Presiden Dina Boluarte di pusat kota Lima, Peru, Jumat (20/1/2023).
Demo besar nasional yang disebut 'Pengambilalihan Lima' telah memicu serangkaian aksi protes di berbagai bagian negara.
Kemarahan demonstran juga meningkat dengan meningkatnya jumlah korban tewas.
Sedikitnya 54 orang tewas di tengah bentrokan dengan pasukan keamanan sejak kerusuhan dimulai, dan 772 lainnya, termasuk pejabat keamanan, terluka, ujar kantor Ombudsman nasional.
sumber : EPA-EFE/Jose Sotomayor Jimenez, Paolo Aguilar, AP/Martin Mejia
Advertisement